Jika kita menjelajah dunia maya mencari tempat-tempat yang bisa dikunjungi di Delhi, India, maka akan banyak peninggalan-peninggalan Islam di zaman dahulu yang keluar pada pencarian. Salah satunya adalah Jama Masjid di Old Delhi. Tempat ini adalah yang pertama saya kunjungi ketika sampai di Delhi. Saya pertama kali berkunjung di bulan Januari 2019. Saat itu polusi udara cukup parah sehingga langit cenderung kelabu. Dan kami juga menggunakan masker sepanjang waktu. Salah satu masjid terbesar di India terletak di seberang Red Fort Delhi. Masjid yang dibangun pada masa pemerintahan Sjah Jahan, salah satu raja masa Mughal, mulai dibangun pada tahun 1644 dan selesai pada tahun 1656. Masjid ini terletak di lokasi tertinggi di Sjahjahanabad pada masa itu, di atas sebuah bukit. Untuk memasukinya kita harus menaiki tangga kurang lebih 10 m terlebih dahulu. Masjid ini terbuat dari red sandstone dan marmer. Konon eksterior masjid ini serupa dengan Masjid Fatepur Sikri dan interior masjid menyerupai masjid Jama Masjid di Agra. Sayangnya saya belum pernah mengunjungi kedua tempat tersebut. Terdapat tiga pintu di sisi utara, selatan, dan timur bangunan masjid. Pintu timur adalah pintu yang paling khusus karena pintu inilah yang digunakan oleh raja pada masa itu. Pintu ini setinggi tiga lantai. Dari pintu-pintu tersebut, kita akan memasuki courtyard masjid. Lantai courtyard terbuat dari red sandstone. Di tengah courtyard akan kita temui kolam yang digunakan untuk berwudhu berukuran 17 m x 15 m. Sayangnya kolamnya sekarang berwarna hijau walaupun masih banyak yang menggunakan kolam tersebut untuk berwudhu. Courtyard ini bisa menampung 25.000 jamaah shalat. Bangunan masjid sendiri berukuran 61 m x 27 m dan memiliki tiga kubah. Di bagian tengah memiliki pishtaq yang besar, menyerupai masjid di daerah Asia Tengah seperti Uzbekistan yang merupakan asal dari Timurlane, buyut para raja Mughal di India. Lantai masjid terbuat dari marmer putih dan hitam yang dibuat menyerupai sajadah. Mempunyai 7 mihrabs yang mengarah ke kiblat. Masjid ini memiliki 2 menara setinggi 40 m yang berada di sudut tenggara dan sudut barat daya. Kita bisa naik ke puncak menara yang berada di sudut barat daya. Untuk masuk ke mesjid ini, turis asing dikenai biaya 300 INR. Sedangkan untuk naik ke puncak menara akan dikenakan tambahan biaya 100 INR. Untuk naik ke puncak menara, kita harus menaiki sekitar 150 anak tangga. Sepatu bisa dititipkan di pintu, kalau saya biasanya bawa kantong sendiri dan memasukkan sepatu ke dalam kantong tersebut. Perlu diingat kalau datang saat musim panas, lantai courtyard siang-siang puanas buanget… Please mind your feet :p Dan biasanya disediakan karpet buat jalan supaya kakinya gak kepanasan. Islam di India menganut mazhab Imam Hanafi di mana perempuan tidak shalat di masjid melainkan di rumah. Jadi para perempuan jangan berharap bisa shalat di masjid. Tapi pertama kali ke masjid ini saya melihat ada perempuan yang shalat di masjid. Memang tidak di dalam masjid tapi di selasar yang ada di sisi utara. Saat datang lagi ke sana bersama mertua di bulan Mei 2019, saya dan mertua serta tante sempat shalat. Kala itu saya shalat di selasar sisi barat, di sisi kanan masjid. Dan sekali lagi saat datang bersama teman dan keponakan di akhir tahun 2019, saya bisa shalat di dalam masjid, di sisi kanan. Kala itu ditunjukkan lokasinya oleh salah satu petugas masjid (yang pas selesai shalat biasanya minta tip). Tapi lumayanlah, jadi bisa lihat bagian dalam masjid yang indah banget. Islam di India menganut mazhab Imam Hanafi di mana perempuan tidak shalat di masjid melainkan di rumah. Jadi para perempuan jangan berharap bisa shalat di masjid. Tapi pertama kali ke masjid ini saya melihat ada perempuan yang shalat di masjid. Memang tidak di dalam masjid tapi di selasar yang ada di sisi utara. Saat datang lagi ke sana bersama mertua di bulan Mei 2019, saya dan mertua serta tante sempat shalat. Kala itu saya shalat di selasar sisi barat, di sisi kanan masjid. Dan sekali lagi saat datang bersama teman dan keponakan di akhir tahun 2019, saya bisa shalat di dalam masjid, di sisi kanan. Kala itu ditunjukkan lokasinya oleh salah satu petugas masjid (yang pas selesai shalat biasanya minta tip). Tapi lumayanlah, jadi bisa lihat bagian dalam masjid yang indah banget. Beberapa kali datang ke tempat ini, hampir selalu dalam kondisi sedang direnovasi. Tapi tahun 2023 saya bisa melihat masjid ini tanpa scaffolding bambu.
0 Comments
Leave a Reply. |
Categories
All
Blog WalkingArchives
July 2024
|