Tujuan bersepeda kali ini adalah Marunda. Rombongan bersepeda kali ini tidak hanya saya dan Wira tetapi juga bersama mas Adi, uni Shanty dan Kaysan. Sebenarnya saya dan Wira rencananya mau ke Sudirman dengan rute yang berbeda. Tapi karena rombongan bertambah, rute pun berubah sesuai dengan hasil diskusi bersama. Kaysan dibonceng oleh uni Shanty karena sepedanya tidak dalam kondisi fit untuk perjalanan jauh. Rute kami adalah menyusuri banjir kanal timur (BKT) kearah utara hingga mencapai laut. Informasi yang didapat sebelumnya dari Yani bahwa jalanan dipinggir BKT sudah bagus dan banyak burung camar. Sempat bingung mau mulai dari bagian BKT yang sebelah mana, tapi akhirnya kami putuskan untuk menyusuri jalan I Gusti Ngurah Rai sampai stasiun Cakung lalu berputar untuk masuk jalur BKT. Tapi sekitar 100 m dari stasiun cakung (sebelum jembatan BKT) ada sebuah bagian pagar beton yang terbuka, sehingga kami putuskan untuk mengangkat sepeda kami menyeberang rel kereta api dan langsung masuk ke jalan pinggir BKT. Sepanjang jalur ini ada beberapa persimpangan yang harus kami lewati. Di daerah Jalan Raya Bekasi, kami harus mengangkat sepeda ketika menyeberang, karena ada pembatas jalan. Ujung jalan pinggir BKT ini sampai ke daerah pinggir laut Marunda. Perjalanan memakan waktu sekitar 1,5 jam dengan jarak sekitar 18,5 km. Sepanjang jalan kami sempat beberapa kali berhenti untuk minum dan foto-foto. Sesampai kami di Pantai Marunda, ternyata banyak orang-orang yang bersepeda ke sini. Selain itu ada juga yang menggunakan motor dan mobil. Aktivitas dipinggir pantai Marunda sangat menarik. Ada yang berenang, menangkap ikan, berlatih beladiri sampai latihan paramotor. Ternyata seru juga bersepeda ke daerah ini. Di pinggir pantai ini juga terdapat trek untuk bermain sepeda off road. Menurut salah seorang pesepeda yang kami temui di sana, ada 4 trek di tanah KBN ini.
Apa yang bisa dilihat sepanjang jalan ke Marunda? Di bagian BKT yang mendekati laut, kita bisa melihat burung camar yang mencari makanan. Selain itu ada juga burung walet dan burung lainnya. Sedangkan di beberapa bagian BKT, kita bisa melihat tanaman eceng gondok yang tumbuh dengan subur. Eceng gondok ini seperti lapisan karpet yang menutupi BKT. Ketika dalam perjalanan kami kembali ke rumah, kami melihat beberapa backhoe dan petugas kebersihan yang membersihkan eceng gondok. Kami juga menemukan bagian BKT yang tertutupi busa. Bisa jadi edukasi tentang lingkungan nih sepanjang jalan ini. Kami berhenti sekitar setengah jam di pantai Marunda. Jam sembilan, kami sudah bersepeda kembali ke rumah. Kali ini kami berhenti di penjual es kelapa muda yang kami lewati ketika berangkat. Rute pulang agak berbeda dengan ketika berangkat. Ketika kami mencapai kolong jembatan tol JORR/terminal Pulo Gebang, kami berbelok ke kanan menuju Kantor Walikota Jakarta Timur. Dari situ kami bersepeda menuju rel kereta api lalu belok kanan menyusuri rel kereta api. Kali ini jalanannya offroad dan naik turun. Pegel juga euy... Akhirnya kami sampai di rumah sekitar pukul 11.30. Oh ya...kami berangkat sekitar jam tujuh pagi. Sampai rumah rasanya kaki gemetar ketika dipakai berjalan dan naik tangga. Badan juga terasa panas sepanjang hari, kemungkinan karena kurang minum. Tapi pantat tetap aman walaupun sudah mulai memanas ketika dalam perjalanan pulang. Ada yang berminat ke Marunda bersama kami???
0 Comments
Leave a Reply. |
Categories
All
Blog WalkingArchives
July 2024
|