Bangun dari pagi untuk bersiap-siap acara hari ini. Hari ini saya menjadi organizer acara Rapat Kerja Pengurus Perdatin Jaya 2016-2019. Acara yang disiapkan dalam waktu kurang dari 2 minggu. Agak susah mengumpulkan pengurus PJ, jadi acara ini digabung dengan acara pembubaran pengurus PJ yang lama. Di pagi hari ,kami mengadakan raker dan malam hari sampai esok pagi, kami mengadakan acara pembubaran pengurus.
Raker yang awalnya akan mulai pukul 08.30 mundur sekitar 1 jam karena peserta raker telat hadir. Sebenarnya sudah terlintas di pikiran saya bahwa acara akan mundurdari jadwal. Acara raker dan pembubaran pengurus diadakan di Bogor. Rapat selesai pukul 16.00. Sementara kami rapat, keluarga yang datang pagi hari jalan-jalan ke Kuntum Farm Field di daerah Tajur.
0 Comments
Apakah suka bingung ketika melihat kain lap di rumah tidak bisa digantung karena tali penggantungnya putus atau memang tidak ada talinya? Mungkin tips DIY ini yang kamu perlukan untuk memudahkan hidupmu...
Dengan menggunakan barang-barang disekitarmu, maka kita bisa menciptakan penggantung berjepit. Barang yang dibutuhkan adalah:
This is what I like to have when it's hot outside. Ice cream... This few days had been such a hot day and I help myself into an ice cream this few days. Not good for my weight but definitely it's good for cooling my mouth. Well... tomorrow back to another less sugar beverages such as ice water :)
Banyak pengalaman baru selama tinggal di Berlin. Salah satunya mencicipi makanan Mexico (selain taco, burito dan nacho) dan Yunani.
Pada suatu akhir pekan, Wira dan teman-temannya mengadakan acara makan malam bersama ala anak kuliahan (bukan di restoran dengan makanan mahal). Acara ini diadakan disalah satu apartemen teman Wira yang berasal dari Yunani. Well... sebenernya dia sudah lama tinggal di Berlin. Tema makanannya adalah makanan Mexico dan Yunani. Dan yang istimewanya adalah makanan ini dibikin sendiri dari bahan mentah dan bukan pesan dari restoran. Kami biasa mengadakan acara makan malam seperti ini dengan menu berbeda-beda. Saya sendiri pernah memasak ayam bumbu rujak (pakai bumbu Bamboe) buat salah satu acara kelas Wira ini. Jangan tanya saya nama makanan ini. Tapi tentunya semuanya enak (apa karena saya doyan makan ya? :p) Hanya satu nama yang saya ingat yaitu quesadilla. Ini juga karena setelah acara ini, kami beberapa kali membuat makanan ini. Kalau tidak ingat ada sekitar 20 orang disana, rasanya ingin nambah dan nambah lagi :p Salad yang dibuat rasanya segar. Shrimp saladnya juga enak. Ada yang seperti spring roll dengan isi sayuran dan ayam dilengkapi dengan sayuran dibagian atasnya dan keju feta. Ada juga menu enchiladas isi ayam, tomat, dan bumbu-bumbu yang digulung dalam tortillas dan dipanggang dengan keju diatasnya. Aaaaahhhh... menuliskan ini membuat saya laper :p Dari dua menu makanan ini tampak perbedaan antara makanan Mexico dan Yunani yang saya coba. Makanan Mexico lebih keras bumbunya dibandingkan makanan Yunani. Walaupun tidak ada apa-apanya dibanding makanan Indonesia. Selain itu, makanan Yunani kali ini lebih banyak sayurnya. Ini juga untuk mengantisipasi teman-teman yang vegetarian. Well... it's a new experienced for my tongue... and now I'm craving for nachos. Silakan klik "read more" untuk melihat foto-foto makanan lainnya... One fine Sunday in Berlin back in 2010... Wira and me decided to go out and we were strolling the road near our apartement. We walk down the Kissingenstrasse until Prenzlauer Promenade and took tram to down town. We spent day visiting places such as Potsdamer Platz, and walking to Memorial to the Murdered Jews of Europe. Taking pictures in both of the the places before we walk down to Brandenburger Tor and strolling along the Unter den Linden. Enjoying the lights on the trees before we decided to go home... Plenty of pictures and plenty of walking...
Click "read more" to see the pictures... It's been a while since I make something in the kitchen. So here I am... making two plates of pasta.
Pagi ini diawali dengan kerusuhan siap-siap berangkat shalat Idul Adha. Di Bonn, shalat Idul Adha diadakan di gedung bekas KBRI. Yupp... dulu sebelum Jerman bersatu, KBRI untuk Jerman Barat berada di Bonn. Biasanya yang shalat disana berasal dari Bonn dan sekitarnya seperti Köln, Aachen, Dusseldorf dan lainnya. Yang shalat ramai, sekitar 200 orang. Setelah shalat Ied, dilanjutkan dengan acara makan-makan. Sate yang kami buat kemarin, sudah dibakar pagi harinya.
Setelah kenyang, kami (Uni Reni, Kang Asep, saya dan seorang teman baru dari Hamburg) memutuskan untuk jalan-jalan ke Köln. Mungkin Kang Asep dan Uni Reni mencegah Alysha kangen sama orangtuanya. Sebenernya saya sudah beberapa kali ke kota ini. Tapi biasanya cuma transit aja. Keliling-keliling sebelum naik kereta lagi. Tapi kali ini saya berjalan menyusuri tepi sungai Rhine hingga sampai ke Museum Coklat. Perjalanan dengan kereta dari Ex-KBRI Bonn ke Köln memakan waktu sekitar 45 menit karena kami harus transit di Hbf Bonn terlebih dahulu. Sesampai di Köln, kami berjalan ke arah Köln Dom. Lalu menyeberangi jembatan dimana bisa kita lihat gembok-gembok terpasang di sepanjang pagar jembatan. Ketika sampai di seberang jembatan, kami mengarah ke kanan menyusuri sungai Rhine hingga mencapai Museum Coklat. Sepanjang jalan saya sibuk mengamati pemandangan dan berusaha mengabadikan dengan kamera saya. Bangunan-bangunannya menarik untuk di foto, atraksi para pemain roller blade dan yang lainnya. Chocolate Museum di Köln adalah salah satu tempat yang menarik untuk dilihat jika berkunjung ke Köln. Bangunan museum yang unik berada di atas sungai Rhine. Disini kita bisa melihat bagaimana coklat ini diolah hingga menjadi makanan/minuman yang enak. Harga tiket masuk sebesar 9 Euro untuk pengunjung dewasa. Sementara untuk pelajar ada potongan harga dan cukup membayar 6,5 Euro. Sedangkan anak-anak dibawah 6 tahun gratis. Saya kebetulan punya student card dan bisa masuk ke museum dengan potongan harga. Museum buka setiap hari kecuali hari Senin. Bagus juga ajak anak-anak ke museum ini. Mereka bisa belajar banyak tentang pembuatan coklat. Selesai berkunjung ke Museum Coklat dan mencicipi coklat disitu, kami kembali berjalan menyusuri sungai Rhine... Kaki terasa mulai letih dan hari sudah menjelang sore. Karena bulan sudah November, matahari juga lebih cepat terbenam. Kami memutuskan untuk kembali ke Bonn dan beristirahat di rumah. Klik "read more" untuk melihat foto-foto perjalanan hari ini... Setelah beberapa hari tinggal di Bonn dan Reni & Jujun sudah berangkat haji, Hari ini kami memutuskan untuk jalan-jalan keliling Bonn. Kami naik tram ke Central Station dan berjalan kaki ke arah Uni Bonn. Saya pernah kesini tahun lalu bersama Reni dan Jujun. Tapi karena foto-foto yang diambil waktu itu hilang, jadi dengan senang hati saya pergi kesana lagi. Saya berusaha mengganti foto-foto yang hilang.
Sebelum digunakan sebagai uni Bonn pada tahun 1818, bangunan ini adalah istana bernama Kürfusliches Schloss. Setelah puas foto-foto di Uni Bonn, kami melanjutkan perjalanan ke pusat kota dan mampir ke rumah kelahiran Beethoven. Kang Asep mengajak Alysha melihat-lihat toko di museum itu. Sementara saya mencari sesuatu yang menarik untuk di foto. Perjalanan dilanjutkan ke rumah salah seorang teman karena kami akan mempersiapkan sate untuk acara makan-makan setelah shalat Idul Adha besok. Kami akan bikin sate ayam dan sate kambing. Sambil menunggu bis, kami menyempatkan diri berfoto di Beethoven Statue di Beethovenhalle. Foto-foto bisa dilihat setelah meng-klik "read more"... Pernah berurusan dengan kertas roti yang ada di Indonesia? Biasanya dijual dalam bentuk gulungan besar dan ukuran kertas plano. Dan PR banget buat menyimpan dan motong-motongnya. Sampai saya bertemu dengan kertas roti di Jerman yang bentuknya gulungan seperti plastik atau aluminum foil yang gulungan.
Kenal kertas roti kayak begini dari temen saya di Jerman. Dia sudah lebih advance dalam urusan masak-memasak dan lebih lama tinggal di Jerman, jadi sudah sempat mengeksplorasi barang-barang yang berhubungan dengan masak-memasak. Waktu saya berkunjung ke rumahnya, dia memasak chicken wings dan pakai kertas roti seperti ini untuk alas loyangnya saat memanggang. Kertas ini membuat loyang lebih mudah dibersihkan karena tinggal buang setelah makanan habis. Jadilah begitu kembali ke Berlin, saya mencari kertas roti seperti itu. Kertas roti gulungan ini ada 2 macam. Ada yang satu gulungan isinya beberapa meter dan kita potong sesuai kebutuhan (ada pemotongnya di kotaknya) atau yang bentuknya sudah satuan. Yang satuan isinya biasanya sekitar 30 lembar. Jadilah pas saya pulang ke Indonesia, benda ini adalah salah satu yang saya bawa pulang. Tapi setelah stok habis, bingung juga cari penggantinya karena saya belum menemukan benda ini di Indonesia. Disitulah daya kreativitas saya tertantang. Ketika Uni Shanty membeli kertas roti, dia sudah minta gulungan kertasnya dipotong 2 di toko tempat membeli. Ketika sampai di rumah, kertas saya ukur supaya sesuai dengan ukuran kotak yang saya punya. Lalu saya susun kertas-kertas itu sehingga jika ditarik akan seperti kertas tissue yang akan menarik lembar berikutnya. Kertas tersebut saya gulung kembali dan dimasukkan ke dalam kotak yang saya punya. Dan walhasil... saya tidak perlu pusing lagi kalau perlu kertas roti ini. Jika tidak punya kotak seperti ini, kayaknya bisa juga menggunakan kotak bekas aluminium foil atau plastik wrap. Beberapa waktu yang lalu, ada masa-masa kami ingin sekali makan kebab yang mirip dengan kebab di Jerman. Setelah mencari-cari diberbagai sumber, akhirnya Wira menemukan resep kebab Jerman. Jadilah kami mencoba untuk membuatnya. Salah satu bahan yang diperlukan adalah parsley. Tapi jumlah yang diperlukan dan dibeli sama sekali tidak seimbang. Untuk mencegah sisa parsley terbuang percuma, saya mencari cara untuk membuat parsley kering. Parsley kering nantinya akan digunakan pada saat dibutuhkan dilain waktu. Dan setelah mencari cara di Youtube, akhirnya saya mencoba untuk mengeringkan parsley. Pada percobaan pertama langsung berhasil. Setelah jadi, bau parsleynya tetap harum dan seluruh rumah wangi parsley. Mmmmhhh....jadi lapar :) Bahan yang diperlukan:
30/4/2012
Hari terakhir di petualangan kali ini.... Karena hari ini kami akan berangkat kembali ke Milan sekitar jam 1 siang. Maka kami putuskan hari ini hanya berkeliling di Castelmarte saja. Setelah sarapan pagi, kami bersiap-siap untuk jalan-jalan keliling desa. Mmmmmhhhhh... memang ini lebih mirip desa dari pada kota. Suasana pagi yang tenang, gunung menjulang dikejauhan dan bangunan batu tua serupa dengan yang dilihat kemarin di Bellagio dan Como. Pagi itu, udara cukup dingin. Sehingga saya memutuskan untuk menggunakan jaket fleece dan jas hujan sebelum keluar rumah. Kami berkeliling desa yang luasnya sekitar 1,9 km persegi dengan penduduk sekitar 1300 orang. Beberapa kali kami berhenti untuk melihat pemandangan, berdiskusi, atau sekedar menunggu saya yang sedang memotret. Beberapa kali saya minta difoto di depan sebuah pintu dan Constanza sangat penasaran melihat rasa tertarik saya pada pintu yang sulit dijelaskan :p Beberapa kali tetangga-tetangga Costanza menyapa sepanjang jalan dan mereka berbicara dalam bahasa Italy. Kami mampir di Balai Kota (Palazzo Comunale) Castelmarte. Bangunan batu tua yang tampak kokoh ini dahulunya adalah istana dan telah mengalami beberapa renovasi tetapi tetap memiliki daya tarik tersendiri. Kami berjalan kaki sekitar 2 jam dan kembali ke rumah sekitar jam 11 untuk merapihkan barang bawaan kami. Setelah makan siang, kami pun berangkat meninggalkan Castelmarte diantar oleh Costanza ke Bandara Milano Malpensa. Perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam. Inilah akhir cerita kami tinggal di negara lain. Semoga ada kesempatan lain untuk merasakan tinggal di negara yang berbeda. Untuk melihat foto-foto di Castelmarte, silakan klik "read more"... Seperti janji di awal tahun ini, maka saya mulai menuliskan cerita-cerita perjalanan yang harusnya sudah lama ditulis.
Hari ini terakhir di Jenewa (29/4/12)... Yeah... sudah saatnya pulang kembali ke Jakarta. Saatnya cari duit lagi :) Perjalanan pulang kami ke Indonesia diakhiri dengan perjalanan ke Italia. Karena ada teman Wira di WHO yang mengundang kami untuk berkunjung ke rumahnya di Italia, akhirnya kami putuskan untuk pulang ke Indonesia dari Italia. Tiket pesawat sudah dipesan untuk keberangkatan dari Milan. Sebelumnya kami akan berkunjung ke rumah Costanza di Castel Marte dan menginap disana semalam. Castel Marte sekitar 1 jam perjalanan dari kota Milan. Kami berangkat ke Milan menggunakan kereta api. Berangkat pagi-pagi buta dari rumah Mardi di Petit Lancy menggunakan taksi. Taksi di pagi hari seperti ini harus dipesan dari malam sebelumnya dan harganya pun lebih mahal. Apalagi kami membawa koper, ada charge ekstranya juga. Kenapa naik taksi? Soalnya kami berangkat sekitar jam 5.30 pagi dari Jenewa sementara trem dari Petit Lancy baru mulai jam 6 pagi. Perjalanan ke Milan memakan waktu sekitar 4 jam dan kami akan bertemu dengan Constanza di stasiun Milan. Udara musim semi menemani perjalanan kami pagi itu. Dengan mata masih terkantuk, kami berusaha menikmati pemandangan pohon-pohon yang mulai menghijau kembali setelah daun-daun yang berguguran di musim sebelumnya. Masih hasil sepedaan kemarin...
Banyak perubahan di daerah BKT yang terakhir kami kunjungi sekitar 4 tahun lalu. Di ujung jalan BKT yang dulu ramai, sekarang lebih lengang. Pohon-pohon sudah tumbuh lebih besar, sehingga jalanan menjadi lebih teduh. Nyaman sekali bersepeda di jalur terakhir dari BKT ini. Dan di ujung jalan ini saya melihat sebuah dermaga. Hasil wawancara Wira dengan ibu yang berjualan disitu, dermaga tersebut dipakai untuk mengantar para penghuni rumah susun di Marunda ke daerah Kamal, Muara Karang dan sekitarnya. Transportasi ini cuma-cuma untuk penghuni rusun. Aktif setiap hari kecuali hari Minggu. Dan dari sini kita juga bisa naik/sewa perahu ke Muara Gembong. Uni Shanty langsung merancang perjalanan ke Muara Gembong, padahal kami masih harus menempuh perjalanan pulang ke rumah :D Day one in 2017...
Ever since my blog seems to be neglected since my project on 2014, I decided to start another project. So I will do another 365 project of this year. It can be a picture or a story, depend on the mood. I have plenty of story need to be written. So here is my very first posting of this year.... I went bicycling this morning to Marunda with Wira, Kaysan, Uni Shanty and Mas Adi. Close to 40 km ride. I almost get fainted ever since I have nothing for breakfast and only minimal physical activities such as sport this last 6 months. The trip is quite fun, but hot day really exhaust me. Too bad the road by the canal that supposed to be for a bicycle invaded by motorcycles and cars :( Kaysan got his first Lifelist from this year. So my resolution for this year will be doing some more physical activities so I can get fit again.... About this photo... On the way to Marunda, we spot some places that instagrammable. Actually, it's a park on the other side of the road. Because this segment of canal has up and down land contour, the park's management makes some bridges that quite nice but also bad maintenance. We decided to take our first stop in here and take some pictures before we leave. So...what do you think? |
Categories
All
Blog WalkingArchives
January 2024
|