Pergi ke negara-negara di Eropa, gak afdol rasanya kalau tidak mengunjungi kota tua. Kota tua di Eropa biasanya terawat dengan baik. Senang rasanya melihat bangunan-bangunan yang terawat dan masih digunakan. Kira-kira kapan ya kota di Indonesia bisa seperti ini.
Untuk jalan-jalan di kota tua Geneva saya menggunakan aplikasi Self-Guided Walking Tours Geneva Switzerland. Saya pilih yang lite a.k.a. gratisan. Memang tidak ada menu khusus untuk kota tua, tapi setelah beberapa waktu tinggal di Geneva dan beberapa kali mengunjungi kota tua setelah beberapa kali membaca aplikasi ini, kira-kira inilah beberapa tempat yang bisa dikunjungi di kota tua Genewa.
0 Comments
I love going out in good day especially if there's a company to walk with. Pictures of me taken by Wira.
Seminggu setelah jalan-jalan ke Lutry, beberapa dari rombongan mengajak untuk mengunjungi Jaun dan Gruyère. Dua buah kota kecil diatas pegunungan dengan pemandangan yang menakjubkan. Rombongan yang berangkat kali ini ada 15 orang menggunakan 3 buah mobil. Di mobil yang saya tumpangi ada saya, Wira, Kerlijn, Tatiana, Elsa, dan Dinesh. Yupp...6 orang di mobil kami. Agak nekat memang tapi ini hasil rembukan selama beberapa waktu. Sebagai catatan, isi mobil di negara eropa tergantung dengan sabuk pengaman yang tersedia. Jadi, bila hanya ada 2 sabuk pengaman di kursi belakang maka isi mobil cuma bisa 4 orang saja. Sepanjang perjalanan kami berdoa semoga tidak kena tilang, soalnya kalo kena tilang biaya yang dihabiskan bisa mencapai 200 CHF. Wah...bisa bangkrut nih kami. Alhamdulillah perjalanan aman tentram dan kembali ke Jenewa dengan selamat. Mobil kami adalah mobil sewaan dan Kerlijn yang menyetir.
Selain Tatiana, kami janjian untuk ketemuan di bandara jam setengah 9 pagi, karena kami menyewa mobil dari bandara. Harga mobil sewaan 150 CHF untuk satu hari. Kami hanya perlu untuk mengisi penuh bensin ketika mengembalikan mobil. Selain itu ada asuransi untuk pengendara, jadi kalo terjadi apa-apa, bisa ditutup oleh asuransi. Dan untuk pengendara dibawah 29 tahun ada biaya sebesar 10 CHF untuk young driver. Hahahahaha...ini mungkin karena kalo pengendara yang masih muda lebih reckless. Sementara Tatiana rencananya menginap sejak sehari sebelumnya di Gruyère. Tetapi karena teman semobilnya harus masuk kerja hari minggu, dia kembali ke Jenewa. Padahal Tatiana yang merencanakan tempat-tempat yang akan dikunjungi di kedua tempat tersebut. Setelah berdiskusi didalam mobil, akhirnya kami putuskan Tatiana untuk kami masukkan kedalam mobil kami. Sebelumnya Elsa sempat berbesar hati untuk mengundurkan diri supaya Tatiana bisa ikut. Well...akhirnya kami pergi berenam. Untungnya semua penumpang cukup berbesar hati untuk berdesak-desakan selama 4 jam perjalanan pulang pergi. When I stayed in Berlin, one of my friend from Russia came to visit Berlin. We decided to meet. This is the second time we met since our exchange program back in 1993-1994. The first time we met in Jakarta when she visited Indonesia a few years back.
In 1993-1994, Vika, me and 8 other exchange students went to Volunteer High School in Church Hill, TN, USA. Vika, Cristina, Raisa & Me stayed for 10 months program and 6 others from southern America come to stayed in Church Hill, TN for 5 months program. We still keep in touch after we all got back to our countries. With e-mail, Facebook and other social networking, it's getting easier to keep in touch.Vika and me met at Friederichstraße at a nice cafe with nice drinks and cakes. The cafe also had book store and museum. It's always nice to met up an old friend.Note: A few months later I found out that the cafe was closed and the book store moved to Unter den Linden.Pictures of us taken by Wira. Bertepatan dengan hari Paskah, saya, Wira dan beberapa orang teman pergi mengunjungi Lutry. Daerah ini dekat dengan Lausanne, Swiss. Sehari sebelumnya, saya dan Wira sudah melintas di daerah ini ketika kami pergi ke Zürich.
Kami janjian bertemu dengan teman-teman di stasiun kereta Cornavin. Rencananya kami akan naik kereta yang jam 11.10. Setelah membeli tiket, kami menuju peron sesuai dengan tiket. Ternyata sudah ada sekitar 10 orang lainnya yang menunggu di peron. Kalau dijumlah ada sekitar 15 orang yang berangkat bareng. Kami tidak langsung menuju ke Lutry melainkan turun di Lausanne. Perjalanan memakan waktu sekitar setengah jam. Di Lausanne kami janjian dengan beberapa orang lainnya. Sebenarnya kami janjiannya di stasiun tetapi entah bagaimana ceritanya akhirnya kami menuju kota tua Lausanne untuk menjemput beberapa orang lainnya. Well...lumayanlah jadi jalan-jalan dikit di Lausanne. Dari kota tua Lausanne, kami berjalan menuju pinggir danau Leman. Tiba di tepi danau Leman sekitar pukul 1 siang dan kami menyantap perbekalan kami terlebih dahulu. Setelah makan siang, kami lanjutkan perjalanan ke Lutry. Rasanya lama sekali kami berjalan menyusuri pinggir danau ini. Untungnya jalannya cenderung rata. Cuaca hari itu kurang bagus karena awan mendung menggayuti langit biru, tapi menjelang sore, awan mulai bergeser dan langit biru mulai tampak. Udara hari ini cukup dingin dan saya sudah menyiapkan diri dengan menggunakan jaket tebal andalan saya. We planned this trip a long time ago. We planned to go to Zürich since end of November 2010. We cancelled the trip because we lose our passport Finally we had chance to go there before last easter. We bought the all day ticket 3 weeks before the day. It cost us CHF 38/person and can be used for any transportation all over Switzerland.
We leave the apartment around 7:20 a.m. to catch 7:45 a.m. train to Zürich. The trip took 3 hours. Over there we will met Dominica (an exchange student from Switzerland that live in Karawang at 2004-2005). We arrived at Zürich central station almost 11 a.m. After went to toilet, we met Icha.
|
Categories
All
Blog WalkingArchives
July 2024
|