Mulai kenal dengan cast iron cookware sekitar 30 tahun yang lalu ketika jadi anak pertukaran belajar. Ketika itu belum ada rasa tertarik untuk urusan masak memasak. Bisa masak tapi ala kadarnya saja. Sering lihat orang tua angkat saya pakai cast iron skillet untuk bikin beberapa jenis makanan terutama corn bread favorit saya. Tahunya hanya ini adalah salah satu jenis alat masak, seperti halnya wajan dan panci tebal (yang kemudian hari diketahui berbahan aluminium) yang suka dipakai sama bibik di rumah.
Saya yang mulai rutin memasak hampir setiap hari di akhir tahun 2010, mulai rajin nonton YouTube & baca blog orang-orang yang nulis berbagai resep. Cari resep yang mudah, cepat, dan murah tentunya :p Nah tahu dong algoritma si YouTube yang selalu memberikan saran tontonan. Si algoritma ini yang membawa bahasan tentang alat masak yang baik untuk digunakan sehari-hari. Salah satunya si cast iron skillet.
0 Comments
Beberapa waktu yang lalu, IG milik Jamie Oliver mulai menampilkan masakan-masakan yang dibuat dari buku resepnya yang baru terbit. Sejak setiap minggu saya harus menyediakan makanan untuk penghuni rumah, rasanya saya perlu buku ini. Dengan 5 bahan, saya bisa menyajikan makanan yang nikmat seperti di foto :p Jadi... ketika saya mengetahui ada rencana perjalanan ke Berlin, buku ini adalah salah satu barang yang harus saya beli. Dan toko buku besar Dussmann das KulturKaufHaus merupakan tempat yang saya tuju untuk mencari buku ini. Saya sudah sempat lihat-lihat buku yang berbahasa Jerman karena harganya lebih murah dan bisa melatih bahasa Jerman saya yang masih level pemula. Tapi akhirnya saya putuskan untuk membeli yang bahasa Inggris saja, karena lebih mudah buat saya menterjemahkannya.
Saya baru melihat beberapa resep masakannya dan belum mengeksekusi satupun. Rencananya hari Kamis akan saya uji coba. Saya sudah menemukan beberapa makanan yang menarik untuk dibikin. Jadi saat ini belum bisa review buku dan hasil masakannya. Hari ini masuk dapur lagi. Lagi semangat nih buat masak-masak. Menu kali ini setelah liat ada yang posting sambal matah di salah satu sosial media. Langsung kebayang ayam kecombrang dari Restoran Iga Sapi Bali di Jogja. Rasa pedas yang menggigit dari cabe rawit benar-benar tak terlupakan. Cari cara memasak ayam supaya gampang disuir dan enak di internet. Ketemu yang menarik. Belanja ke tukang sayur berli beberapa bahan yang tidak ada di rumah dan dieksekusi malamnya.
Semua makan dengan lahap. Rasa enak, sambal matah yang pas dan minyak kelapa menambah sedapnya makan. Tak ingin berhenti sebelum habis rasanya :p Resep menyusul di sebelah ya... Senangnya punya cast iron skillet baru hasil orderan dari Tokopedia. Sekarang saatnya uji coba masakan baru, Lemon butter chicken with spinach and potato wedges... Udah lumayan lama gak masuk ke dapur dan masak yang seriusan. Pagi-pagi udah beli bayam dan disiangin. Cari-cari resep yang paling pas dengan kesediaan bumbu dan malam langsung dieksekusi deh makanannya
Rasanya enak, masaknya gak terlalu sulit, cuma emang agak lama aja karena setelah dimasak di kompor, lanjut ke oven. Tapi puas rasanya berhasil bikin makanan ini. Potato wedges rumahannya juga maknyus banget... Puas makannya... Nantikan resepnya di sebelah ya... It's been a while since I make something in the kitchen. So here I am... making two plates of pasta.
Pernah berurusan dengan kertas roti yang ada di Indonesia? Biasanya dijual dalam bentuk gulungan besar dan ukuran kertas plano. Dan PR banget buat menyimpan dan motong-motongnya. Sampai saya bertemu dengan kertas roti di Jerman yang bentuknya gulungan seperti plastik atau aluminum foil yang gulungan.
Kenal kertas roti kayak begini dari temen saya di Jerman. Dia sudah lebih advance dalam urusan masak-memasak dan lebih lama tinggal di Jerman, jadi sudah sempat mengeksplorasi barang-barang yang berhubungan dengan masak-memasak. Waktu saya berkunjung ke rumahnya, dia memasak chicken wings dan pakai kertas roti seperti ini untuk alas loyangnya saat memanggang. Kertas ini membuat loyang lebih mudah dibersihkan karena tinggal buang setelah makanan habis. Jadilah begitu kembali ke Berlin, saya mencari kertas roti seperti itu. Kertas roti gulungan ini ada 2 macam. Ada yang satu gulungan isinya beberapa meter dan kita potong sesuai kebutuhan (ada pemotongnya di kotaknya) atau yang bentuknya sudah satuan. Yang satuan isinya biasanya sekitar 30 lembar. Jadilah pas saya pulang ke Indonesia, benda ini adalah salah satu yang saya bawa pulang. Tapi setelah stok habis, bingung juga cari penggantinya karena saya belum menemukan benda ini di Indonesia. Disitulah daya kreativitas saya tertantang. Ketika Uni Shanty membeli kertas roti, dia sudah minta gulungan kertasnya dipotong 2 di toko tempat membeli. Ketika sampai di rumah, kertas saya ukur supaya sesuai dengan ukuran kotak yang saya punya. Lalu saya susun kertas-kertas itu sehingga jika ditarik akan seperti kertas tissue yang akan menarik lembar berikutnya. Kertas tersebut saya gulung kembali dan dimasukkan ke dalam kotak yang saya punya. Dan walhasil... saya tidak perlu pusing lagi kalau perlu kertas roti ini. Jika tidak punya kotak seperti ini, kayaknya bisa juga menggunakan kotak bekas aluminium foil atau plastik wrap. Beberapa waktu yang lalu, ada masa-masa kami ingin sekali makan kebab yang mirip dengan kebab di Jerman. Setelah mencari-cari diberbagai sumber, akhirnya Wira menemukan resep kebab Jerman. Jadilah kami mencoba untuk membuatnya. Salah satu bahan yang diperlukan adalah parsley. Tapi jumlah yang diperlukan dan dibeli sama sekali tidak seimbang. Untuk mencegah sisa parsley terbuang percuma, saya mencari cara untuk membuat parsley kering. Parsley kering nantinya akan digunakan pada saat dibutuhkan dilain waktu. Dan setelah mencari cara di Youtube, akhirnya saya mencoba untuk mengeringkan parsley. Pada percobaan pertama langsung berhasil. Setelah jadi, bau parsleynya tetap harum dan seluruh rumah wangi parsley. Mmmmhhh....jadi lapar :) Bahan yang diperlukan:
Sudah beberapa hari ini dapat info tentang si pameran buku Big Bad Wolf yang digelar di BSD. Maksud hati tidak akan berkunjung kesana karena tempatnya cukup jauh dari rumah dan rumah sudah penuh dengan buku. Tetapi tadi pagi dapat pesan singkat dari adik semata wayang buat pergi ke pameran buku ini. Dan....terayulah saya :D
Berangkat dari rumah sekitar jam 11 siang, menembus kemacetan kota Jakarta dan sampailah kami di Serpong sekitar pukul setengah satu siang. Sebelum masuk ke pameran tentunya perut perlu diisi supaya mata terang dan gak bunyi-bunyi selama memilih buku :D Pilihan makan siang kali ini adalah Soto Betawi H. Mamat yang sudah diceritakan kelezatannya oleh Kaysan puluhan kali. Dengan perut kenyang, mata terang, tumbler minuman & permen siap di tas, masuklah kami ke ICE BSD nomor 10. Biar lebih tenang nyari bukunya, kami shalat dzuhur dulu. Mushola tersedia di Mezzanine 9. Masuk ke dalam ruangan itu langsung disambut oleh ribuan buku. Tujuan saya mencari buku-buku berhubungan dengan masakan dan craft. Sementara Yani bergerilya di buku anak-anak. Setelah hampir 3 jam mengitari hall pameran, saya memutuskan untuk membeli 7 buah buku. Buku-buku yang saya beli sesuai dengan tema yang saya cari. Dalam perjalanan pulang, saya berbincang-bincang melalui media whatsapp dan seorang teman bercerita tentang buku fotografi. Aaaarrrrgggghhhhh...saya lupa ke bagian tersebut karena sudah lama tidak memotret. Padahal saya ingin mencari buku tentang food photography untuk menjadi panduan saya dalam memotret hasil masakan saya. Tapi sampai saat ini saya belum ada rencana untuk kembali kesana karena takut kalap lagi :D Next year maybe :) Oh ya....pameran masih berlangsung sampai tanggal 8 Mei 2016 di ICE BSD.... Last Sunday I got morning glory and spinach from Lombok. It brought by Wira's parents. So today I cook plecing kangkung, a Lombok typical culinary. It taste really good.
Few days ago I bought green tea powder. I'm thinking about making my own green tea frappuccino. And today I create Less Sugar Green Tea Frappuccino. I search for recipe online and then try to create according to my taste. I'm avoiding to many sugar in it. Some people may say it's not sweet at all but for me it's perfect. Check out for recipe in here.
Do you ever wonder what you can do with this spoons after you done consume the medicine? Well...let me share one thing you can do with the spoons. You can used it as measurement spoon. This spoon equal to tea spoon in all the recipes. Wash it clean and put this spoon inside your salt container or sugar container or other spices containers and make your life easier :)
This is my third attempt on making apple pie. The taste is good but still don't look like the one in the recipe book I had. Should I try another one?
Bulan Ramadhan kali ini terasa berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kali ini saya lebih banyak di rumah. Jika tahun-tahun sebelumnya bulan Ramadhan itu seperti bulan reunian karena banyaknya acara buka puasa bersama yang diselenggarakan, tahun ini saya menghabiskan waktu di dapur. Waktu ada bibik Karmi, saya hanya bangun bila makanan sudah siap tersaji diatas meja. Bibik Karmi yang sibuk menyiapkan makanan lezat yang terhidang di meja. Setelah bibik Karmi pulang kampung, saya masih mengandalkan mbak-mbak asisten rumah tangga yang lain atau mama & ni Shanty. Ya...biasanya bukan saya yang berkutat di dapur. Paling banter saya hanya bantu-bantu sedikit. Atau jaman masih sekolah dulu, kalau pas waktu jaga ya sahur atau bukanya di rumah sakit. Tahun lalu pun ketika saya dan Wira di Khon Kaen, kami selalu membeli lauk buat buka puasa dan sahur karena kebetulan di kos-an kami tidak boleh masak kecuali menggunakan alat masak yg memakai listrik seperti rice cooker dan pemanas air. Tahun lalu, kami dapat pinjaman rice cooker, jadi nasi bisa masak sendiri.
Since living abroad almost 2 years ago, there's one food that (almost) always stand by in my refrigerator. Bolognese sauce...yeah...bolognese sauce. This meat base sauce is one of my favourit food. Besides can be used in spaghetti or other pasta, bolognese sauce can be eaten with bread and even rice. For me this sauce is an emergency food, when I don't feel like cook complicated food or when Wira need food for lunch but there's no left over from yesterday.
I used to make this with about half kilogram ground beef. And it will turn out about 1.5 liters. I keep it in plastic container and keep it in refrigerator. Usually it last about 2 weeks. The nicest thing about this sauce is I only need less than 1 hour from cutting mushroom until it's ready to eat. Sebagai orang Indonesia rasanya tidak aneh melihat nasi terhidang diatas meja. Karena nasi merupakan salah satu makanan pokok di Indonesia. Tapi apakah sebagai orang Indonesia kita juga tahu cara menanak nasi? Mungkin beberapa orang akan menjawab, “saya tahu cara menanak nasi, tinggal masak saja di dalam rice cooker.” Mungkin ada juga yang tahu cara memasak nasi selain dengan rice cooker. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, me-na-nak (v) 1) memasak nasi (dalam periuk, dengan direbus saja tidak dikukus); 2) memasak dengan merebus atau mengukus. Ini cerita tentang saya. Sering banget liat asparagus bertebaran di supermarket atau di pedagang sayuran belakangan ini. Trus ada temen yang juga posting tentang sup asparagus. Ditambah rasa penasaran bagaimana masak asparagus. Jadilah saya browsing di internet, nonton film-film di youtube, dan tanya-tanya sama temen saya tentang asparagus dan berbagai cara memasak asparagus. Setelah baca-baca dan nonton, jadi pingin bikin sedikit tulisan tentang si asparagus ini.
Asparagus adalah jenis sayuran yang banyak ditemukan pada saat musim semi (seperti sekarang ini). Makanya banyak banget bertebaran dimana-mana. Banyak dijumpai pada bulan April sampai Juni. Asparagus termasuk non-starchy vegetables, sehingga kalori yang dikandungnya kecil. Setiap batang asparagus memiliki sekitar 4 kalori. Tetapi walaupun rendah kalori, nutrisinya tetap banyak. Setiap sajian sekitar 150 gram memiliki kandungan serat seberat 3 gram. Asam folat yang dikandung asparagus sangat tinggi, sekitar 60% rekomendasi perhari. Asparagus juga merupakan sumber glutation yang berguna untuk proses sintesis DNA dan mencegah kanker. Bikin roti goreng di Berlin bukan suatu hal yang mudah kalau di dapur hanya ada panci. Karena diawal resep, rotinya harus dikukus. Puter otak cari cara buat mengukus roti karena di dapur kami tidak ada kukusan. Akhirnya setelah bongkar-bongkar dapur, terpikir untuk membuat kukusan darurat pake loyang dari alumunium foil (simpanan setelah beli frozen fish) yang dilubangi dengan obeng. Setelah itu dicocokan dengan ukuran panci supaya kukusan tidak tenggelam ke air. Akhirnya berhasil juga saya membuat kukusan darurat. Pada saat praktek, awalnya baik-baik saja dan cukup berhasil. Tetapi ketika saya sudah mengangkat sebagian roti, loyang alumunium foil ini melorot kebawah dan beberapa lembar rotinya terkena air. Hal ini terjadi karena saya lupa meletakkan sesuatu di bawah kukusan darurat ini untuk mengganjal supaya tidak melorot. Suatu pelajaran menarik :)
Beberapa hari kemudian, saya putuskan untuk membeli kukusan :) Sebenarnya barang-barang ini sudah cukup lama saya beli, tetapi baru sempat saya bikin ceritanya :) Dua buah barang untuk melengkapi dapur kecil saya. Das Milchschäumen Waktu ke Bonn akhir tahun lalu, saya melihat teman saya menggunakan benda ini. Wah...jadi pengen punya :) buat ngocok susu kalo bikin teh tarik atau mengocok krim yang cuma sedikit buat tambahan di susu coklat hangat. Ketika sampai di Berlin, saya dan suami hunting barang ini ke Saturn & Media Markt. Akhirnya dapat juga dengan harga murah. Yipppiiieee...senangnya hatiku :) Langsung beli krim buat uji coba dan sukses tentunya :) Stabmixer
Ini mainan baru juga, dibeli waktu ada discount di supermarket. Hadiah tahun baru dari suami tercinta :) Alat ini punya 4 mata pisau yang bisa digunakan untuk mencacah, mengocok, mencampur dan menghancurkan es. Alat ini pertama kali dicoba untuk menghaluskan cabe untuk bikin sambal dan untuk mengocok krim dalam jumlah lebih besar. Semua berhasil sukses... Sudah 2 bulan tinggal di Berlin, selalu bermasalah dengan penyimpanan kentang. Entah kenapa kentang yang dibeli selalu tumbuh tunas. Padahal belum lama belinya. Akhirnya karena penasaran, cari deh tips penyimpanan kentang supaya gak cepet bertunas.
Kata blog ini, tipsnya adalah menyimpan kentang dalam plastik tertutup dan simpan di tempat kering yang terlindung dari sinar matahari. Sinar matahari dapat membuat kentang menjadi kehijauan dan bertunas. Dalam suhu ruang, umur simpan kentang bisa mencapai 2 minggu. Dan jangan disimpan berdekatan dengan bawang karena bawang akan menyebabkan kentang cepat bertunas. Wah pantas saja kentangnya pada bertunas, ternyata selama ini penyimpanannya kurang tepat dan diletakkan didekat bawang bombai :) Dicoba dulu deh tips ini, mungkin bisa berhasil :) Before I got married, I warn my husband wanna be, that I’m not a person who like to cook food. Although I can cook some food such as simple vegetable, lot of kind eggs, rice, instant noodle, and of course boiling water. Sometimes I hate when the food I cook didn’t turn out as I expected.
There are some foods I good at, such us Fruit Salad, Nachos and Caramel Pudding. So people count on me to make those things. But since December 2007, I start to like cooking foods. This begin when I start to feel under big stress when making my last paper, Thesis. When I make research proposal, waiting for research proposal examination and took the sample for my research. Cooking food become my way to release the stress. |
Categories
All
Blog WalkingArchives
July 2024
|