Pagi ini kami agak santai, saya menyempatkan diri untuk memotret saat blue hour dan sunrise. Setelah sarapan pagi, kami menyempatkan diri untuk berenang. Menikmati kolam renang di hotel.
Menjelang siang, kami berangkat kembali ke Medan. Berbeda dengan kedatangan kami ke Pulau Samosir, kami mengambil jalan yang berbeda. Kami akan mengambil jalan darat. Ternyata Pulau Samosir dihubungkan dengan daratan Pulau Sumatera melalui sebuah jembatan di daerah Pangurunan. Dari hotel sampai ke jembatan di Pangurunan memakan waktu sekitar 1,5 jam karena jalanan yang kurang bagus. Tapi kami tetap menikmati perjalanan ini.
0 Comments
Selamat pagi dari Danau Toba dan Pulau Samosir
Hari kedua di Pulau Samosir dipenuhi jadwal jalan-jalan ke beberapa tempat. Pagi hari saya menyempatkan untuk memotret blue hour. Karena langit berawan tebal, jadi saya tidak bisa memotret sunrise. Saya juga berkeliling hotel, memotret suasana hotel pagi ini. Setelah sarapan dan siap-siap, kami berangkat berkeliling Pulau Samosir. Kunjungan pertama kami ke Museum Huta (rumah) Bolon Simanindo. Tempat ini buka mulai pukul 9 pagi sampai pukul 5 sore dan biaya masuk ke tempat ini Rp50.000/orang. Lokasinya berada hampir di ujung utara Pulau Samosir. Sekitar 15 km dari Amarita atau 20 km dari Tomok. Tanggal 21 Januari 2013, The Darmadjaja’s dengan tambahan tante Nel melanjutkan perjalanan ke Danau Toba dan Pulau Samosir. Perjalanan ini sudah dirancang sedemikian rupa oleh Ketty.
Sebelum berangkat ke Danau Toba, kami beramai-ramai pergi sarapan Lontong Medan. Saya sendiri tidak ikut makan karena masakan ini ada tauconya. Saya tidak suka tauco. Setelah semua selesai sarapan, sekitar jam 9 pagi, The Darmadjaja’s berangkat ke Danau Toba. Sayangnya Avi dan Dinda tidak bisa bergabung karena harus segera kembali Jakarta. Kami menyewa Elf lengkap dengan supirnya yang bernama Pak Hendri. Pak Hendri ini menyetirnya enak banget, sangat nyaman dan berhati-hati. |
Categories
All
Blog Walking |