Karena kemarin batal melihat-lihat Rumah Tjong A Fie, maka hari ini rencananya kami akan berkunjung ke tempat tersebut. Selain itu, saya akan membeli beberapa oleh-oleh untuk orang di rumah seperti sate kerang dan lemper Gogo.
Kali ini kami datang di pagi hari untuk melihat-lihat Rumah Tjong A Fie di daerah Kesawan. Bangunan dua lantai berarsitektur Cina, Melayu dan Art Deco ini selesai dibangun tahun 1900. Tjong A Fie sendiri adalah pengusaha dan bankir asal Tionghoa yang ikut memajukan kota Medan. Melihat tempat ini seperti masuk ke dalam kehidupan Tjong A Fie dan keluarganya. Dengan guide yang mengantar kami berkeliling sambil bercerita membuat kami seperti berada langsung di sana. Diceritain seperti ini adalah salah satu cara yang menarik untuk belajar sejarah. Di tempat ini kita juga akan diberitahu tempat-tempat yang boleh difoto dan tidak. Kalau sempat datang ke Medan dan belum pernah ke tempat ini, cobalah untuk berkunjung. Setelah puas berkeliling rumah ini, kami pun pergi mencari oleh-oleh dan kembali ke rumah untuk bersiap-siap pulang ke Jakarta. Foto-foto bisa dilihat dengan mengklik “read more”
0 Comments
Hari ini rencananya saya dan Wira akan keliling Kota Medan. Setelah sarapan dan siap-siap, kami diantar Ella ke Mesjid Raya Medan atau Mesjid Raya Al Mashun. Mesjid Raya yang dibangun oleh Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam, pemimpin Kesultanan Deli, selesai pada tahun 1909. Arsitektur mesjid ini khas Timur Tengah, Spanyol dan India berbentuk segi delapan. Bentuk mesjid yang unik ini memiliki 5 kubah hitam, satu kubah utama dan empat kubah di beranda yang berada si empat sisi. Ornamen, ubin dan ukiran di mesjid ini sangat menarik dilihat.
Setelah puas melihat-lihat dan memotret mesjid ini, kami pergi ke seberang jalan untuk makan rujak di Kedai Rujak Takana. Pengunjung tempat ini cukup ramai sehingga kami harus ikut antri. Perjalanan kami lanjutkan ke Istana Maimun. Lokasinya tidak jauh dari Mesjid Raya Al Mashun. Diawali dengan melihat Meriam Puntung yang berada di sisi kanan depan istana. Cerita tentang Meriam Puntung ini bisa dilihat dibeberapa tulisan online atau di batu prasasti yang terletak tak jauh dari tempat meriam tersebut berada. Pagi ini kami agak santai, saya menyempatkan diri untuk memotret saat blue hour dan sunrise. Setelah sarapan pagi, kami menyempatkan diri untuk berenang. Menikmati kolam renang di hotel.
Menjelang siang, kami berangkat kembali ke Medan. Berbeda dengan kedatangan kami ke Pulau Samosir, kami mengambil jalan yang berbeda. Kami akan mengambil jalan darat. Ternyata Pulau Samosir dihubungkan dengan daratan Pulau Sumatera melalui sebuah jembatan di daerah Pangurunan. Dari hotel sampai ke jembatan di Pangurunan memakan waktu sekitar 1,5 jam karena jalanan yang kurang bagus. Tapi kami tetap menikmati perjalanan ini. Selamat pagi dari Danau Toba dan Pulau Samosir
Hari kedua di Pulau Samosir dipenuhi jadwal jalan-jalan ke beberapa tempat. Pagi hari saya menyempatkan untuk memotret blue hour. Karena langit berawan tebal, jadi saya tidak bisa memotret sunrise. Saya juga berkeliling hotel, memotret suasana hotel pagi ini. Setelah sarapan dan siap-siap, kami berangkat berkeliling Pulau Samosir. Kunjungan pertama kami ke Museum Huta (rumah) Bolon Simanindo. Tempat ini buka mulai pukul 9 pagi sampai pukul 5 sore dan biaya masuk ke tempat ini Rp50.000/orang. Lokasinya berada hampir di ujung utara Pulau Samosir. Sekitar 15 km dari Amarita atau 20 km dari Tomok. Tanggal 21 Januari 2013, The Darmadjaja’s dengan tambahan tante Nel melanjutkan perjalanan ke Danau Toba dan Pulau Samosir. Perjalanan ini sudah dirancang sedemikian rupa oleh Ketty.
Sebelum berangkat ke Danau Toba, kami beramai-ramai pergi sarapan Lontong Medan. Saya sendiri tidak ikut makan karena masakan ini ada tauconya. Saya tidak suka tauco. Setelah semua selesai sarapan, sekitar jam 9 pagi, The Darmadjaja’s berangkat ke Danau Toba. Sayangnya Avi dan Dinda tidak bisa bergabung karena harus segera kembali Jakarta. Kami menyewa Elf lengkap dengan supirnya yang bernama Pak Hendri. Pak Hendri ini menyetirnya enak banget, sangat nyaman dan berhati-hati. Tahun 2013 yang lalu, Alhamdulillah cukup banyak rejeki untuk berkunjung ke beberapa tempat selain Jakarta. Di awal tahun, kami berkesempatan untuk mengunjungi tante dan sepupu di Medan.
Seumur-umur, saya belum pernah pergi ke Sumatera Utara dan Aceh. Jadi ketika ada pemberitahuan kalau salah satu sepupu Wira akan menikah di awal tahun, kami sekeluarga langsung merancang perjalanan ke Medan dan Danau Toba. Mumpung sudah sampai disana, kalau bisa kunjungi semua tempat :) Jadilah tanggal 18 Januari 2013 pagi, saya dan Wira berangkat ke Medan. Kami akan dijemput oleh Kak Ester, teman saya ketika sekolah anestesi. Kami diajak makan siang di Restoran Nelayan dengan menu dimsum dan tentunya pancake duren yang berada di Sun Plaza. Yumm… Since I used iPod Touch, I installed some travel app in it. And then I change into iPhone and this app always stay with me. This are some application that I found it useful for me when I travel around the globe. 1. Worldmate - The Traveler's Value Pack I used this app for the first time in 2009. This app can be used to put your itinerary in your iPhone. So your print out itinerary can stay in your bag. You can put your flight schedule, hotel address, bus & train schedule. So you can access it easily during your trip. It also can help you to search hotel & tickets. Besides schedule, it also had currency converter, tip calculator, weather forecast and others. I found this application really help. 2. PackTM I always like to know what I bring when I travel so I won't left anything behind when I came home from traveling. Usually I have a list about for things I need written in a paper. But since I used this app, I start to get rid of my old list. I found this app really useful because you can put everything in here. It also can divide my stuffs in suitcases or bags. And it help me to figure out what to bring next time I go traveling. Beside your luggage, it also have list things to do and notes. First time I used the free version, it about the same but only can put 3 travels. 3. Travelers Check I love everything well prepared. So I used this one to help me keep up things I brought. Divided into 4 categories: everyday, travel day, hike, and road trip. I usually use this for a short trip such as going out for a day or two. You can add list things you need. If I'm not mistaken, this app used to be free. But when I write this, the app cost $0.99. 4. Power Plug It always easy to bring universal power plugs but it won't hurt you if you know what kind of power plugs you need when you go abroad. Power plug is a free reference guide to the power plugs and electrical power system around the world. Note: Nobody paying me to write this.
I think it's running in the blood. My family love to collect things. I start my collection with a stamps collection. My mom teaches us about collecting stamps. I don't collect much of stamps anymore but I still like it when I got something that I don't have yet.
I have a new collecting item. It's called National Token. The web says "heritage on a coin". This unique coins have a design of castle, people or anything else that connect to the place. I started to collect this last year when I went to Checkpoint Charlie. I saw a coin machine that has a picture of Checkpoint Charlie in one side. This coin is different from the pressed coin that used a copper coin to be pressed into souvenir coins. It cost € 2. Since then I start to collect National Token when it possible. I usually buy a 1 coin for each place I visited. Every time I saw the machine, my guts telling me to buy it. Sometimes it tell to buy all collections, which is not healthy for my wallet :) Today I find out even this coins have its website and you can join in collecting club. If you serious collector, you can join this club. You can also check out the coin that can be found around the world. Nice... I love it more now :) Well...I have other things to buy besides buying pins from places. First time I decided to collect pin was back in August 1993. I bought my first pin in San Francisco during the trip on Open Door orientation. After that, I always bought at least 1 pin to add to my collection for each place I go. Besides places I also collect pins from some occasions. In 10 months my exchange program, I have plenty of them. My collection adds up every time somebody when abroad. Yes...I always ask for pins as souvenirs until now. It's been a while since I counted the pins. Maybe more than 150 pins.
During my exchange program, I put my pins on a cap. When I back to Indonesia, I put it on small 'tampah' (it's a rounded woven bamboo container) and hang it on the wall. After a few years the tampah is worn out and I just put it in a bag. Never had a change to find something to put it again. For maintenance, I used to clean my pins once in a while. And I put a transparent nail polish in the back of the pin to prevent it from rusting. And a few years back, I start to collect pins from Hard Rock Cafe. I only collect from the place I visited. So far I had San Francisco, Ho Chi Min City, Hamburg, Berlin, Bangkok, and Prague. And I just found out that we can exchange HRC pins collection if you bring your collection to the store. One thing I have to buy is an HRC Jakarta pin. Unfortunately, I forgot to buy the one from HRC Bali. Besides pins, I also collect pin-back buttons. I've got plenty of them too. Hobby travelling? Hobby belanja?
Mungkin perlu alat yang satu ini. Kofferwaage a.k.a. timbangan koper. Benda yang sangat mudah dibawa-bawa ini cocok buat orang-orang yang hobi travelling, terutama naik pesawat karena kopernya ditimbang. Benda ini membantu mencegah kelebihan berat barang bawaan karena terlalu heboh belanja :) Benda ini juga mudah digunakan, cukup dengan memasang tali pada pegangan koper dan diangkat deh kopernya. Timbangan ini mampu menerima beban sampai dengan 50 kg. Kami beli barang ini karena kami harus menimbang barang bawaan untuk ke Jakarta dan ke Thailand akhir bulan ini. Supaya tidak kelebihan berat ketika check-in :) soalnya bayar lebih barang sekarang mahal buanget (dari dulu sih, tapi sekarang lebih mahal lagi) :). |
Categories
All
Blog WalkingArchives
July 2024
|