Sekitar 1,5 bulan ini saya sibuk mengakrabkan diri dengan mesin jahit Singer 8280 yang saya miliki.
Ketika pindah ke New Delhi, ternyata saya punya banyak waktu luang. Sehingga ketika saya sempat mudik di bulan Maret yang lalu, saya putuskan untuk membawa mesin jahit Singer 8280 ini ke New Delhi. Karena mesin jahit ini masih lengkap dengan kotaknya, proses membawanya jadi lebih mudah. Kotak mesin jahit saya selotip di semua bukaan dan ketika sampai bandara saya bungkus plastik dan minta dipasang label "fragile". Walaupun pada kenyataannya pas saya ambil bagasi, labelnya gak dipasang sama petugas check-in counter di Jakarta. #tepokjidat Alhamdulillah mesin jahitnya aman sampai di New Delhi.
0 Comments
Udah sering banget lihat tempat anak sekoci (bobbin) ini di internet. Bahkan sekali pernah lihat di Pasar Sunangiri. Tapi sayangnya tempat ini dijual bersama anak sekocinya. Sampai beberapa hari yang lalu lihat penjual tempat anak sekoci ini di Tokopedia. Setelah memastikan memang hanya tempatnya saja yang dijual, saya pun langsung order. Tidak tanggung-tanggung langsung 4 kotak. Tiga kotak buat saya dan satu kotak lagi untuk adik saya. Satu kotak bisa menyimpan 25 buah anak sekoci dan kebetulan di rumah ada cukup banyak anak sekoci. Sesuai dengan perkiraan saya, saat ini anak sekoci yang ada di rumah cukup ditampung oleh 3 kotak. Senangnya lihat anak sekoci semakin rapi. Sebelum menemukan kotak ini, anak sekoci yang ada di rumah saya simpan dalam kotak permen yang kebetulan ukurannya juga pas dengan anak sekoci mesin jahit ini. Kendala saat menggunakan kotak permen ini adalah saat mencari anak sekoci yang akan digunakan. Kotaknya harus dibuka satu persatu hingga ketemu anak sekoci yang saya butuhkan. Tapi untuk sementara, kotak permen ini sangat menolong supaya anak sekoci saya tidak berceceran.
Menstruasi adalah hal yang dialami oleh seorang perempuan. Saya sebagai seorang perempuan dengan 2 orang saudara perempuan, sejak kecil saya sudah terbiasa dengan urusan menstruasi. Mama juga sudah menjelaskan mengenai menstruasi sejak masih kecil. Sehingga ketika saya mulai mengalami menstruasi, saya tidak merasa panik.
Satu hal yang agak mengganggu adalah tidur yang kurang nyaman di hari-hari pertama siklus menstruasi karena khawatir pembalut yang saya gunakan tidak mampu menampung darah menstruasi dan kadang merembes hingga kena ke seprai dan kasur. Rasa was-was pada hari pertama ini juga selalu muncul ketika pembalut sudah digunakan beberapa jam seperti ketika di sekolah. Rasanya selalu khawatir akan menembus ke rok atau celana yang digunakan. Ketika saya mulai beralih ke pembalut kain, saya harus selalu ingat untuk mengganti pembalut setiap 2-3 jam, karena kalau tidak bisa merembes juga ke pakaian. Tapi hal tersebut tidak saya alami lagi sejak menggunakan menstrual cup. Sudah lama sekali sejak terakhir menulis disini. Setelah tahun lalu berusaha untuk membuat foto setiap hari. Sudah saatnya untuk menulis lagi nih....
Mengikuti tren diawal tahun, saya juga ikut membuat resolusi tahun ini. Resolusi saya adalah beralih menggunakan pembalut kain (reusable menstrual pads). Tujuannya lebih kepada mengurangi sampah bekas pembalut. Setiap bulannya, minimal saya ikut menyumbang sampah bekas pembalut sekitar 20 buah. Nonton film Trashed memang banyak membuat saya berpikir tentang penggunaan plastik. Pertama kenal benda ini waktu adik saya, Yani, membeli clodi untuk calon bayinya tahun 2013. Waktu itu dia membeli beberapa buah pembalut kain ini juga untuk uni Shanty dan dirinya. Dan setelah mendengar cerita dari uni Shanty dan dia cukup puas, akhirnya saya ikut memesan 7 buah pembalut kain dengan perhitungan kalau sehari butuh sekitar 5-6 pembalut dan langsung dicuci dan dijemur, dalam waktu sehari sudah bisa dipakai lagi. Itu secara teori :) Sejak kecil saya sudah mulai belajar menjahit. Saya tidak begitu ingat apa yang membuat saya mulai menjahit. Salah satu benda pertama yang saya buat adalah kotak pensil. Mmmhhh...atau baju barbie ya?
Kebetulan di rumah ada mesin jahit merek Singer punya mama jaman dulu. Mama suka membuatkan kami baju kembar 3. Mesin jahit yang mama miliki ini termasuk canggih di jamannya bahkan untuk jaman sekarang pun. Mesin ini bisa menjahit lurus tentunya, zig-zag, bordir dan sekitar 40 macam bentuk jahitan lainnya. Mesin jahit ini juga sudah menghasilkan banyak sekali benda-benda kerajinan di rumah seperti pegangan kompor, penutup tudung saji, seprai, penutup lemari sampai rok untuk saya kuliah dulu. Setelah beberapa kali diperbaiki sana dan sini serta menjahit dengan penuh emosi karena hasil jahitan sering tidak sesuai dengan keinginan, akhirnya saya merasa ini saatnya mesin ini untuk dipensiunkan (sampai menemukan tukang reparasi yang lebih OK sehingga bisa digunakan lagi). Sebagai gantinya kami membeli mesin jahit merek Janome SUV 1122. Mesin jahit ini dibeli setelah membujuk Yani yang sedang hamil sekitar 8 bulan demi untuk menjahit popok kain. Setelah diskusi panjang melalui aplikasi whatsapp, akhirnya Yani mengiyakan untuk membeli mesin ini. Langsung saya mencari info mesin jahit tipe apa yang cocok dengan dana yang ada dan cari referensi tempat untuk beli mesin jahit di Jakarta. Dari banyak tulisan di blog dan review yang dibaca akhirnya kami menuju ke Toko Aneka Mesin Jahit di Jl. Pangeran Jayakarta. Sebelum berangkat, kami pastikan dahulu jam berapa toko itu tutup. Ternyata hari Sabtu ini, mereka buka sampai pukul 5 sore. Saya, Wira dan Uni Shanty langsung bergegas untuk berangkat. Demi mesin jahit baru dan setumpuk popok yang siap dijahit :) Waktu beli si Luxe, satu yang mengganjal yaitu tidak ada keranjang depannya. Padahal saya sudah nyaman dengan keberadaan keranjang di sepeda sebelumnya, si Citi.
Beberapa pertimbangan dilakukan ketika memutuskan keranjang apa yang mau dipasang buat si Luxe. Pertimbangan pertama adalah lampu sepeda depan yang dipasang dibagian depan sepeda, sehingga pemasangan keranjang model biasa tidak mudah. Sehingga terpikir untuk cari keranjang yang tidak terlalu dalam seperti sepeda-sepeda diluar negeri karena agak sulit untuk memindahkan lampu sepeda ini. Pertimbangan kedua adalah ukuran ban yang agak tidak lazim dibanding city bike lainnya. Ukuran ban si Luxe 700C atau sekitar 29". Sehingga perlu besi yang lebih panjang dari yang biasa ada di pasaran. Pertimbangan ketiga, bentuk stang sepeda yang berbeda dari biasanya. Setelah browsing sana sini dan mampir di toko-toko sepeda yang ada di Jakarta, sempat frustasi juga. Pernah sekali mampir di salah satu toko sepeda di STC Senayan dan menjual keranjang sepeda yang dipasang di boncengan sepeda. Ketika itu, saya masih ingin mencari keranjang sepeda yang di depan. Ketika tidak juga berhasil menemukan keranjang sepeda yang tepat, saya putuskan untuk membeli keranjang untuk boncengan sepeda. Tapi memang tidak jodoh dengan keranjang tersebut, waktu kembali ke toko tersebut beberapa minggu kemudian, barang yang diinginkan sudah tidak ada lagi. Hiks...sedih deh. Akhirnya Wira menemukan KLICKfix ketika browsing. Jadilah kami sibuk melihat-lihat, keranjang yang kira-kira cocok untuk si Luxe. Akhirnya pilihan kami jatuh pada Shopper Comfort Mini warna merah dengan handlebar adapter for stem sebagai pasangannya. Sayangnya barang ini tidak ada di Indonesia. Akhirnya terpikir untuk mengirim dari Jerman. Tapi memang rejeki sedang baik, ternyata Reni dan Jujun, teman saya yang tinggal di Jerman akan pulang ke Jakarta dalam waktu dekat. Setelah bertanya dan mereka setuju untuk membawakannya, kami memesan keranjang sepeda ini. Tapi karena pemesanan online, keranjang sepeda tidak kunjung sampai hingga hari keberangkatan teman saya. Jadi yang ada hanya handlebar for stem-nya saja. Rencananya si keranjang akan dititipkan ke teman mereka yang juga akan ke Jakarta dalam waktu dekat. Setelah ditunggu-tunggu, datanglah keranjang sepedanya. Kami pun membawa si Luxe ke toko sepeda untuk meminta bantuan teknisi disana untuk menyetel kembali stem dan stang sepeda supaya adaptor stangnya bisa dipasang. Jatuh cinta berat sama sepeda ini sejak pertama kali lihat. Warnanya yang putih dengan kombinasi kulit coklat pada stang serta hitam, dan modelnya bagus. "Bagus banget sepedanya, kayak sepeda-sepeda di luar negeri", itulah hal pertama yang terlintas di otak saya. Padahal saat itu saya sedang menservis rutin si Citi. Sempat pikir-pikir pengen beli, tapi saya masih suka banget sama si Citi.
Setelah hampir sebulan terbayang-bayang sepeda ini, akhirnya merayu-rayu Wira buat beliin. Syarat dari Wira adalah si Citi dijual buat nambahin uang beli si Luxe. Lagi juga buat apa sepeda banyak-banyak di rumah. Akhirnya setelah menawarkan dan bujuk-bujuk Yani buat beli, dia setuju untuk menalangi sementara sampe ada pembeli lain yang berminat membeli. Akhirnya seminggu sebelum tahun baru, kami hunting sepeda ini. Ternyata sejauh ini hanya ada di Roda Link di Kelapa Gading. Langsung meluncur kesana buat beli. Sepeda ini saya beli tahun lalu. Sekarang saya mau sedikit bercerita tentang sepeda saya. Seperti review tapi informal lah. Hanya berdasarkan pengalaman saya memakainya selama 3,5 bulan.
Sepeda ini saya beli setelah paginya Wira dan saya mencoba rute ke kantor Wira. Memang sudah agak lama kami ingin membeli sepeda tetapi masih banyak pertimbangan. Setelah mencoba rute, akhirnya kami putuskan untuk membeli sepeda. Awalnya kami mengincar seri Sierra keluaran Polygon, tetapi ternyata stoknya sedang kosong. Jadilah kami coba masuk ke toko sepeda United dan ternyata ada sebuah city bike yang eye catching banget. Warnanya hijau telor asin dan coklat. "Keren juga sepeda ini", adalah hal pertama yang terlintas di otak saya. Langsung lah jatuh hati :) |
Categories
All
Blog WalkingArchives
July 2024
|