Banyak orang yang bercerita tentang cantiknya kota ini. Akhirnya saya dan suami mendapat kesempatan juga untuk berkunjung ke kota ini. Praha, ibukota Republik Czech dan kota terbesar di negara itu.
Perjalanan kali ini dimulai dari Berlin, Jerman. Kami menggunakan bis Euroline dari Berlin. Karena perjalanan sudah direncanakan beberapa bulan sebelumnya, kami bisa mendapat harga tiket bis yang cukup murah. Hanya € 35/orang untuk perjalanan pulang pergi Berlin-Praha. Perjalanan dari Berlin menuju Praha menggunakan bis menghabiskan waktu sekitar 4,5 jam.
0 Comments
Kami mengunjungi tempat ini pada bulan Desember 2011 dalam rangka end of year trip kami yang ke-4.
Pertama kali melihat info tentang tempat ini ketika kami naik kereta. Selama hampir setahun tinggal di Berlin, kami tidak pernah mendengar tentang tempat ini. Karena penasaran, kami mencoba mencari tahu tentang tempat ini. LOXX Miniatur Welten Berlin terletak di dalam Alexa (sebuah mal di daerah Alexanderplatz) lantai 3. Tiket masuk tempat ini seharga €12 untuk dewasa dan €7 untuk anak-anak yang tingginya 1 m sampai usia 14 tahun. Untuk anak yang tingginya tidak sampai 1 m atau yang sedang berulang tahun, mereka berhak mendapat tiket masuk gratis. Perjalanan dari Brussel dilanjutkan dengan menggunakan kereta Thalys ke Köln. Kami akan di jemput oleh Reni dan Jujun di Köln Hbf. Perjalanan memakan waktu 3 jam. Kereta berhenti dibeberapa stasiun. Karena sudah beberapa hari dijalan, kami tertidur hampir sepanjang perjalanan. Ketika kami hampir sampai di Köln, kami baru menyadari bahwa tas kamera kami hilang. Langsung menghubungi Reni dan ketika bertemu dengan mereka, kami langsung cari kantor polisi untuk bikin laporan kehilangan.
Memang tidak rejeki, tas itu tidak pernah kembali sampai sekarang. Kami sudah ikhlas, semoga isinya bisa bermanfaat buat yang mengambil. Mungkin kami kurang bersedekah. Anyway...setelah lapor sana sini dan membatalkan kartu-kartu yang hilang, kami putuskan untuk tetap menikmati perjalanan kami. Malam ini kami makan malam Tekwan ala Dapur Jujun. Yummy... Keesokan harinya kami berjalan-jalan ke pusat kota Bonn. Kota ini tidak besar dan kalau mau, bisa dijelajahi dengan jalan kaki. Dan itu yang kami lakukan, berjalan kaki menikmati keindahan kota ini. Perjalanan selanjutnya adalah mengunjungi Bram dan keluarganya di Belgia. Bram ini anak AFS dari Belgia yang tinggal di rumah Wira sekitar 14 tahun yang lalu. Dan hubungannya cukup akrab dengan keluarga Wira.
Dari Amsterdam, kami naik bis Euroline dari Amstelstation ke Antwerp. Berangkat pukul 11 dari Amstelstation dan sampai di Antwerp pukul 13.40. Bisnya nyaman dan harga tiketnya 48 € untuk berdua. Pemandangan selama perjalanan cukup bagus. Sesampai di Antwerp, kami langsung berjalan menuju central station untuk melihat jadwal kereta yang akan membawa kami ke Gent. Ternyata masih ada waktu untuk makan siang dan jalan-jalan sebentar di Antwerp. Kami putuskan untuk memakan bekal yang kami bawa dan berfoto-foto di stasiun ini. Stasiunnya bagus untuk jadi obyek foto. Jadilah saya bernarsis-narsis ria disini. Melihat masih ada waktu, kami putuskan untuk berjalan ke katedral. Sebenernya banyak obyek wisata yang bisa dilihat, tapi waktu yang kami punya tidak sebanyak itu. Sayangnya juga ternyata Katedralnya sedang direnovasi, jadi tidak bisa foto-foto dengan maksimal deh. Karena waktunya sudah semakin mepet, kami pun berjalan kembali ke stasiun kereta Setelah 4 hari di Hamburg, perjalanan kami lanjutkan ke Amsterdam. Kali ini kami akan menginap di apartemen om Arman. Perjalanan kami ini memang cukup hemat untuk urusan akomodasi karena kami sekalian mengunjungi keluarga yang ada di Eropa. Jadi urusan tempat tinggal, aman terkendali :).
Kami berangkat ke Amsterdam menggunakan IC (intercity). Tiket kereta sudah kami beli jauh-jauh hari. Perjalanan kami dari Hamburg Hbf ke Osnabrück (2 jam) lalu ke Amsterdam Zuid (3,5 jam). Karena kami tidak booking tempat duduk, 45 menit terakhir perjalanan ke Osnabrück kami terpaksa berdiri. Keretanya penuh sekali. Saran kami, sebaiknya beli tiket sekalian booking tempat duduk. Walaupun menambah beberapa Euro, tapi kenyamanan lebih terjamin. Karena kereta dari Hamburg telat, maka kami terpaksa menunggu sekitar 1,5 jam untuk kereta berikutnya ke Amsterdam Zuid. Akhirnya sampai juga kami Amsterdam Zuid. Sampai disana kami cukup bingung, karena sistem tiket kereta di Amsterdam berbeda dengan ketika kami kesana (baru berubah sekitar 1 tahun). Setelah mondar mandir gak jelas, akhirnya kami menemukan caranya :). Kami membeli OV-Chipkaart. Ini adalah chipcard yang digunakan untuk sistem transportasi di Amsterdam. OV-Chipkaart ini menggunakan sistim touch and go dan bisa kita isi ulang di mesin khusus. Harga starterpack-nya 7,5 €. Kita bisa juga beli tiket yang 2 jam-an. Tahun 2010 ini, kami menghabiskan liburan akhir tahun dengan pergi kebeberapa tempat di Eropa. Ini seperti napak tilas bulan madu kami hampir 6 tahun yang lalu. Perjalanan pertama kami adalah Hamburg.
Perjalanan dari Berlin ke Hamburg memakan waktu sekitar 4 jam, karena kami menggunakan kereta yang biasa (bukan ICE). Dengan menggunakan tiket schöneswochenende, kami hanya perlu mengeluarkan uang sebesar 39 € (bisa sampai 5 orang). Dari tempat tinggal kami di daerah Pankow, kami harus menuju ke Berlin Hauptbahnhof dan dari sini perjalanan kami dimulai. Untuk rencana perjalanan ke Hamburg hari ini kami mencari dari sini. Pertama kami naik Intercity ke Stendal (sekitar 1,5 jam, seharusnya hanya 1 jam) lalu disambung naik Regional Express ke Uelzen (sekitar 1 jam) dan disambung naik Metronom ke Hamburg Hauptbahnhof (sekitar 1 jam). Ditambah waktu menunggu di stasiun sekitar 1 jam. Karena ketika itu sudah masuk musim dingin, maka kereta yang kami naiki mengalami beberapa kali keterlambatan. 07.01.2010
Pagi ini kami bermalas-malasan di hotel karena semalam kami sampai sekitar pukul 01.30. Sarapan pagi pun kami lakukan menjelang siang dan setelah itu kami kembali ke kamar untuk istirahat dan membereskan barang-barang. Hanya satu tempat lagi yang ingin kami kunjungi sebelum kembali ke Kuala Lumpur. Kami ingin makan siang di Warung Bali. Mungkin terlintas pertanyaan kenapa kami begitu ingin pergi ke Warung Bali? Ketika kami merencanakan pergi ke Cambodia, Wira sibuk mencari berbagai informasi. Salah satu info yang ditemukan adalah Warung Bali. Pemilik tempat ini, Firdaus, adalah orang Indonesia yang berasal dari Karawang. Kami berangkat untuk makan siang di Warung Bali setelah check out dari hotel. Dengan menggunakan Tuk-tuk dan alamat yang terbatas, kami berusaha mencari tempat ini. Beberapa kali berputar, akhirnya kami menemukan tempat ini. Letaknya di seberang taman dekat Museum Nasional Phnom Penh. Firdaus, pemilik tempat ini, berasal dari Karawang. Sebelum membuka Warung Bali, Firdaus bekerja di KBRI Phnom Penh sebagai koki. Setelah beberapa tahun, beliau mengundurkan diri dan membuka usaha ini. Warung ini merupakan tempat kedua setelah KBRI yang dijadikan tempat berkumpul. Pemilik dan pegawai yang sangat ramah mebuat suasana menjadi penuh kekeluargaan. Belum lagi makanan yang rasanya nikmat yang disajikan di warung ini. Selama kami makan disana, banyak orang Indonesia yang mampir untuk makan atau membeli makanan untuk dibawa pulang. We got up really early in the morning just to see this beautiful scenery...
I think not only us that got up early but also about hundreds other people... We tried to put it in the pictures. But being there is more than any words and pictures can say... Be sure to click on the title above to see pictures of sunrise at Angkor Wat.
|
Categories
All
Blog Walking |