Banyak orang yang bercerita tentang cantiknya kota ini. Akhirnya saya dan suami mendapat kesempatan juga untuk berkunjung ke kota ini. Praha, ibukota Republik Czech dan kota terbesar di negara itu.
Perjalanan kali ini dimulai dari Berlin, Jerman. Kami menggunakan bis Euroline dari Berlin. Karena perjalanan sudah direncanakan beberapa bulan sebelumnya, kami bisa mendapat harga tiket bis yang cukup murah. Hanya € 35/orang untuk perjalanan pulang pergi Berlin-Praha. Perjalanan dari Berlin menuju Praha menggunakan bis menghabiskan waktu sekitar 4,5 jam.
0 Comments
Kami mengunjungi tempat ini pada bulan Desember 2011 dalam rangka end of year trip kami yang ke-4.
Pertama kali melihat info tentang tempat ini ketika kami naik kereta. Selama hampir setahun tinggal di Berlin, kami tidak pernah mendengar tentang tempat ini. Karena penasaran, kami mencoba mencari tahu tentang tempat ini. LOXX Miniatur Welten Berlin terletak di dalam Alexa (sebuah mal di daerah Alexanderplatz) lantai 3. Tiket masuk tempat ini seharga €12 untuk dewasa dan €7 untuk anak-anak yang tingginya 1 m sampai usia 14 tahun. Untuk anak yang tingginya tidak sampai 1 m atau yang sedang berulang tahun, mereka berhak mendapat tiket masuk gratis. Perjalanan dari Brussel dilanjutkan dengan menggunakan kereta Thalys ke Köln. Kami akan di jemput oleh Reni dan Jujun di Köln Hbf. Perjalanan memakan waktu 3 jam. Kereta berhenti dibeberapa stasiun. Karena sudah beberapa hari dijalan, kami tertidur hampir sepanjang perjalanan. Ketika kami hampir sampai di Köln, kami baru menyadari bahwa tas kamera kami hilang. Langsung menghubungi Reni dan ketika bertemu dengan mereka, kami langsung cari kantor polisi untuk bikin laporan kehilangan.
Memang tidak rejeki, tas itu tidak pernah kembali sampai sekarang. Kami sudah ikhlas, semoga isinya bisa bermanfaat buat yang mengambil. Mungkin kami kurang bersedekah. Anyway...setelah lapor sana sini dan membatalkan kartu-kartu yang hilang, kami putuskan untuk tetap menikmati perjalanan kami. Malam ini kami makan malam Tekwan ala Dapur Jujun. Yummy... Keesokan harinya kami berjalan-jalan ke pusat kota Bonn. Kota ini tidak besar dan kalau mau, bisa dijelajahi dengan jalan kaki. Dan itu yang kami lakukan, berjalan kaki menikmati keindahan kota ini. Perjalanan selanjutnya adalah mengunjungi Bram dan keluarganya di Belgia. Bram ini anak AFS dari Belgia yang tinggal di rumah Wira sekitar 14 tahun yang lalu. Dan hubungannya cukup akrab dengan keluarga Wira.
Dari Amsterdam, kami naik bis Euroline dari Amstelstation ke Antwerp. Berangkat pukul 11 dari Amstelstation dan sampai di Antwerp pukul 13.40. Bisnya nyaman dan harga tiketnya 48 € untuk berdua. Pemandangan selama perjalanan cukup bagus. Sesampai di Antwerp, kami langsung berjalan menuju central station untuk melihat jadwal kereta yang akan membawa kami ke Gent. Ternyata masih ada waktu untuk makan siang dan jalan-jalan sebentar di Antwerp. Kami putuskan untuk memakan bekal yang kami bawa dan berfoto-foto di stasiun ini. Stasiunnya bagus untuk jadi obyek foto. Jadilah saya bernarsis-narsis ria disini. Melihat masih ada waktu, kami putuskan untuk berjalan ke katedral. Sebenernya banyak obyek wisata yang bisa dilihat, tapi waktu yang kami punya tidak sebanyak itu. Sayangnya juga ternyata Katedralnya sedang direnovasi, jadi tidak bisa foto-foto dengan maksimal deh. Karena waktunya sudah semakin mepet, kami pun berjalan kembali ke stasiun kereta Setelah 4 hari di Hamburg, perjalanan kami lanjutkan ke Amsterdam. Kali ini kami akan menginap di apartemen om Arman. Perjalanan kami ini memang cukup hemat untuk urusan akomodasi karena kami sekalian mengunjungi keluarga yang ada di Eropa. Jadi urusan tempat tinggal, aman terkendali :).
Kami berangkat ke Amsterdam menggunakan IC (intercity). Tiket kereta sudah kami beli jauh-jauh hari. Perjalanan kami dari Hamburg Hbf ke Osnabrück (2 jam) lalu ke Amsterdam Zuid (3,5 jam). Karena kami tidak booking tempat duduk, 45 menit terakhir perjalanan ke Osnabrück kami terpaksa berdiri. Keretanya penuh sekali. Saran kami, sebaiknya beli tiket sekalian booking tempat duduk. Walaupun menambah beberapa Euro, tapi kenyamanan lebih terjamin. Karena kereta dari Hamburg telat, maka kami terpaksa menunggu sekitar 1,5 jam untuk kereta berikutnya ke Amsterdam Zuid. Akhirnya sampai juga kami Amsterdam Zuid. Sampai disana kami cukup bingung, karena sistem tiket kereta di Amsterdam berbeda dengan ketika kami kesana (baru berubah sekitar 1 tahun). Setelah mondar mandir gak jelas, akhirnya kami menemukan caranya :). Kami membeli OV-Chipkaart. Ini adalah chipcard yang digunakan untuk sistem transportasi di Amsterdam. OV-Chipkaart ini menggunakan sistim touch and go dan bisa kita isi ulang di mesin khusus. Harga starterpack-nya 7,5 €. Kita bisa juga beli tiket yang 2 jam-an. Tahun 2010 ini, kami menghabiskan liburan akhir tahun dengan pergi kebeberapa tempat di Eropa. Ini seperti napak tilas bulan madu kami hampir 6 tahun yang lalu. Perjalanan pertama kami adalah Hamburg.
Perjalanan dari Berlin ke Hamburg memakan waktu sekitar 4 jam, karena kami menggunakan kereta yang biasa (bukan ICE). Dengan menggunakan tiket schöneswochenende, kami hanya perlu mengeluarkan uang sebesar 39 € (bisa sampai 5 orang). Dari tempat tinggal kami di daerah Pankow, kami harus menuju ke Berlin Hauptbahnhof dan dari sini perjalanan kami dimulai. Untuk rencana perjalanan ke Hamburg hari ini kami mencari dari sini. Pertama kami naik Intercity ke Stendal (sekitar 1,5 jam, seharusnya hanya 1 jam) lalu disambung naik Regional Express ke Uelzen (sekitar 1 jam) dan disambung naik Metronom ke Hamburg Hauptbahnhof (sekitar 1 jam). Ditambah waktu menunggu di stasiun sekitar 1 jam. Karena ketika itu sudah masuk musim dingin, maka kereta yang kami naiki mengalami beberapa kali keterlambatan. 07.01.2010
Pagi ini kami bermalas-malasan di hotel karena semalam kami sampai sekitar pukul 01.30. Sarapan pagi pun kami lakukan menjelang siang dan setelah itu kami kembali ke kamar untuk istirahat dan membereskan barang-barang. Hanya satu tempat lagi yang ingin kami kunjungi sebelum kembali ke Kuala Lumpur. Kami ingin makan siang di Warung Bali. Mungkin terlintas pertanyaan kenapa kami begitu ingin pergi ke Warung Bali? Ketika kami merencanakan pergi ke Cambodia, Wira sibuk mencari berbagai informasi. Salah satu info yang ditemukan adalah Warung Bali. Pemilik tempat ini, Firdaus, adalah orang Indonesia yang berasal dari Karawang. Kami berangkat untuk makan siang di Warung Bali setelah check out dari hotel. Dengan menggunakan Tuk-tuk dan alamat yang terbatas, kami berusaha mencari tempat ini. Beberapa kali berputar, akhirnya kami menemukan tempat ini. Letaknya di seberang taman dekat Museum Nasional Phnom Penh. Firdaus, pemilik tempat ini, berasal dari Karawang. Sebelum membuka Warung Bali, Firdaus bekerja di KBRI Phnom Penh sebagai koki. Setelah beberapa tahun, beliau mengundurkan diri dan membuka usaha ini. Warung ini merupakan tempat kedua setelah KBRI yang dijadikan tempat berkumpul. Pemilik dan pegawai yang sangat ramah mebuat suasana menjadi penuh kekeluargaan. Belum lagi makanan yang rasanya nikmat yang disajikan di warung ini. Selama kami makan disana, banyak orang Indonesia yang mampir untuk makan atau membeli makanan untuk dibawa pulang. We got up really early in the morning just to see this beautiful scenery...
I think not only us that got up early but also about hundreds other people... We tried to put it in the pictures. But being there is more than any words and pictures can say... Be sure to click on the title above to see pictures of sunrise at Angkor Wat.
Perjalanan kami hari ini adalah mengunjungi beberapa tempat di Phnom Penh dan berangkat ke Siem Reap.
Bangun pagi ini di hotel yang berasa homie dan sarapan pagi. Setelah itu kami berangkat keliling kota dengan menyewa tuktuk selama setengah hari. Biaya yang kami keluarkan sebesar 15 US$ untuk sewa sekitar 5 jam. Tempat yang pertama kami kunjungi adalah Royal Palace. Biaya masuk ketempat ini sebesar 6,5 US$/orang. Komplek ini buka dari pukul 8.00-11.00 pada pagi hari dan siang hari dari jam 14.00-17.00. Royal Palace adalah komplek bangunan tempat tinggal keluarga raja Cambodia. Dalam bahasa Khmer, nama Royal Palace adalah Preah Barom Reachea Veang Chaktomuk. Mulai dihuni oleh keluarga kerajaan Cambodia sejak dibangun pada tahun 1860-an dengan masa jeda selama dan setelah pemerintahan oleh Khmer Merah. Royal Palace of Cambodia adalah contoh arsitektur klasik Khmer yang bagus yang bisa ditemukan saat ini dengan tata letaknya dari dinding pertahanan (kampaeng), ruang takhta (Preah tineang), Kuil Emerald Buddha (Wat Preah Keo Morakot), stupa (chedei), menara menjulang (mala Prasat) dan lukisan mural. Royal Palace Phnom Penh meliputi area seluas 174.870 m2 (402m x 435m). During this trip we also doing one of our hobby. This time the object was Petronas Twin Tower & KL Tower. Just click the title above to see more picture of those towers.
Hari ini kami lanjut lagi. Baru hari kesembilan nih . Hari ini kami tidak keliling KL lagi karena siang ini kami akan berangkat ke Phnom Penh, Cambodia.
Kami diantar oleh uncle Hasan dan auntie Yus ke KL Central untuk naik KLIA Transit ke LCCT. Sebelum ke KL Central, kami mampir di tempat bikin pasfoto. Karena untuk masuk Cambodia kita harus bikin visa yang bisa dibikin saat tiba disana (on arrival) atau sebelum berangkat. Untuk bikin visa diperlukan pasfoto ukuran 4x6. Biaya pembuatan visa 20 US$/orang. Sampai di KL Central, kami langsung membeli tiket KLIA Transit ke LCCT. Setelah membeli tiket, langsung menuju kereta yang sudah standby. Sampai di LCCT kami menuju penerbangan internasional. Setelah mengantri cukup lama, baru kami diberi tahu oleh petugas counter bahwa kami mengantri di tempat yang salah. Info di LCCT ini kurang jelas. Karena ternyata penerbangan ke Cambodia itu masuk kedalam kategori penerbangan domestik. Untung kami datang cukup cepat, sehingga masih cukup waktu untuk mengantri lagi. Pada prinsipnya, pelayanan AA disini agak amburadul. Karena Wira berhasil check-in pake mesin sementara saya tidak berhasil. Jadi kami datang ke counter untuk check-in buat saya dan mengganti tiket wira supaya kami bisa duduk bersebelahan. Tapi belum selesai kami bicara, si mbak-mbak di counter menyuruh kami ke counter untuk check-in barang. Sampai di counter itu kami bingung, karena tidak ada barang yang akan kami masukkan. Dung-dung nih orang. Kami balik ke counter semula dan menerangkan keperluan kami. Akhirnya dia baru sadar kalo salah. Gak mau dengerin orang ngomong sih, malah ngobrol sendiri. Jadinya kan nyusahin penumpang. Karena semalam kami baru pulang jam 12 malam. Hari ini kami bangun agak siang. Setelah mandi dan sarapan, kami memutuskan untuk pergi ke KLCC lagi untuk mencoba peruntungan kami mendapatkan tiket naik ke Skybridge. Tiket gratis yang disediakan untuk naik skybridge setiap harinya harus diambil pagi hari.
Kali ini kami bermaksud untuk mencoba naik LRT dari stasiun Taman Melati yang ternyata lebih dekat dan jalannya menurun :) Belum sampai kami ke stasiun itu, ada sebuah taksi melintas. Kami memutuskan untuk naik taksi ke stasiun yang lebih dekat ke KLCC. Alhamdulillah kami mendapatkan supir taksi yang sangat tahu jalan dan baik. Akhirnya kami naik taksi ke KLCC. Dari Gombak ke KLCC kami hanya perlu membayar sekitar RM15. Memang masih rejeki, kami bisa mendapatkan tiket untuk Skybridge jam 17.30. Tiket Skybridge bisa didapat gratis mulai pukul 6 pagi. Kita tinggal antri dan menyebutkan jumlah orang yang akan masuk. Jika masih tersedia tiket, kita akan diijinkan untuk mengambil ke loket. Biasanya habis sekitar jam 10 pagi. Tapi tetap usaha setelah jam itu bisa dilakukan, seperti kami yang datang pukul 10.30. Mereka membagikan sekitar 1300 tiket setiap harinya. Buka dari jam 9 pagi sampai jam 7 sore. Hari ketujuh dan masih ada tujuh hari lainnya. Acara hari ini adalah pergi ke tempat Auntie Su. Auntie Su adalah teman dari kerabat kami di Malaysia, Auntie Nani. Ketika dia datang ke Jakarta, saya berkesempatan untukmengajaknya ke Pasar Baru berbelanja kain. Ketika akan kembali ke KL dia sempat berpesan untuk mampir kerumahnya kalau kami di KL. Jadilah kami diundang kerumahnya hari ini. Dari Batu Cave, kami dijemput oleh Said dan Nurul dan diantar kembali ke rumah tante Ade di Gombak karena pakaian kami ada disana. Perjalanan jadi berputar-putar karena Said dan Nurul kurang tahu jalan daerah sini dan hanya mengandalkan om Garmin. Lebih dari setengah jam untuk mencapai rumah itu (yang kami ketahui keesokan harinya bahwa ada jalan yang lebih dekat dan hanya 10 menit saja :)). Sampai di tempat Tante Ade, kami pun mandi dan siap-siap ke tempat Auntie Su. Dari Gombak ke tempat auntie Su di daerah Shah Alam membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Akibatnya baru sampai sana jam 3. Begitu sampai, kami makan makanan yang dimasak oleh auntie Su dan sangat enak. Hari keenam sampai kesembilan dalam perjalanan kami dilakukan di Kuala Lumpur, Malaysia.
Maksud hati dikunjungan ke Malaysia kali ini kami akan bisa keliling ke tempat lain selain KL. Karena kami sudah jalan-jalan keliling KL tahun lalu. Tapi ternyata tidak bisa tercapai. That's OK. Ada beberapa hal lain yang belum kami lakukan di kota ini. Hari ini dimulai dengan janji temu dengan Najib & Tataw. Mereka adalah teman-teman Wira ketika kuliah di UNAND dulu. Najib adalah asli Malaysia sedangkan Tataw adalah teman Wira di Padang yang sedang berlibur di KL. Setelah merancang tempat bertemu dengan Najib dan Tataw, akhirnya diputuskan untuk bertemu di daerah Bukit Bintang. Bertemu dengan Najib di Plaza Low Yat, karena ada yang perlu dibeli disana dan karena itu salah satu tempat favorit kami. Kami senang melihat aneka gadget :) Dari tempat kami menginap kami berjalan kaki ke stasiun Putra (tempat kemarin kami dijemput). Ternyata tempatnya tidak terlalu dekat : (sekitar 1,5 km dan jalannya agak menanjak (ternyata lebih dekat ke stasiun Taman Melati). Dari stasiun Putra kami menuju ke stasiun Dang Wangi dan berganti MRT di Stasiun Bukit Nanas menuju Stasiun Bukit Bintang. Hari ini hari kelima. Kami masih ada di Bangkok. Bangun pagi dengan kaki pegel-pegel yang cukup lumayan, kami pun bebenah buat berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia. Wah...barang bawaan nambah banyak nih sejak belanja di Suanlum Night Bazzaar. Untung kami sudah menyiapkan sebuah tas yang memang akan dikeluarkan ketika barang bawaan kami sudah bertambah banyak. Yang menyenangkan juga dari hotel ini adalah, mereka menyediakan timbangan :D Jadi ditimbang dulu deh barang bawaan kami. Jangan sampe kelebihan berat. Sebuah koper dan sebuah tas yang akan dimasukkan ke bagasi pun ditimbang dan beratnya hanya 28 kg. Wah masih cukup nih.
Pagi ini kami putuskan tidak sarapan pagi di hotel. Rencananya kami akan makan jam 11 saja, sebelum berangkat ke bandara. Berdasarkan cerita yang ditempel disamping pintu lift, Pad Thai di restaurant hotel ini adalah yang terbaik. Maka kami pun ingin makan siang di hotel, mencoba makanan terbaik mereka. Sambil menunggu jam sebelas, kami berjalan-jalan ke Khaosan Street. Itu jalan Jaksa-nya Jakarta. Tempat para turis backpackers menginap. Memang sepanjang jalan terlihat turis-turis yang membawa koper atau backpack mereka. Selain itu dijalan ini tersedia berbagai toko yang menjual berbagai kebutuhan seperti baju, mini market, toko cinderamata, toko telepon, biro perjalanan, dll. Semua ada deh... Ini hari keempat dari perjalanan 2 minggu kami dan Bangkok adalah kota dimana kami akan jalan-jalan hari ini.
Hari ini kami bangun tidak terlalu pagi. Tapi langsung mandi dan siap-siap untuk sarapan pagi yang didapat dari hotel. Hari sudah menunjukkan pukul 9 pagi ketika kami turun dan sarapan pagi di restaurant halal di hotel itu. Untuk sarapan kami harus membayar karena kamar yang kami pesan tidak termasuk sarapan. Jenis sarapannya bermacam-macam, mulai dari sarapan pagi ala barat sampai makanan Thailand. Sambil sarapan, kami membahas kemana kami akan jalan hari ini. Seperti hari-hari sebelumnya, kami sudah berbekalkan peta Bangkok dan buku Lonely Planet Southeast Asia on a Shoestring. Selain itu kami juga sempat berdiskusi dengan seorang karyawan agen wisata yang ada di hotel itu. Dia menganjurkan kami untuk menyaksikan pertunjukan Siam Niramit. Setelah kami setujui dan keluar uang sebesar 1900 Bath untuk 2 buah tiket, kami memulai perjalanan kali ini. Perjalanan pertama kami adalah Grand Palace & The Temple of Emerald Budha. Untuk mencapai tempat ini kami berencana menggunakan Boat/River Taxi yang dermaganya berada tidak jauh (kurang lebih 1 km) dari hotel kami. Di tengah perjalanan menuju dermaga, kami berhenti sejenak di Fort Phra Sumen. Benteng ini berada ditepi sungai ChaoPhraya. Potret-potret sejenak di Fort ini dan melanjutkan perjalanan menuju dermaga. Dermaga ini dapat dicapai dari 2 jalan. Jalan yang pertama melalui sebuah taman yang terletak disamping Fort Phra Sumen atau dari sebuah jalan kecil mirip gang sekitar 100 m setelah taman. Untuk naik Boat kami harus mengeluarkan uang sebesar 18 Bath/orang. Kami naik dari Dermaga Phra Ar Thit (N13) dan turun di Dermaga Maharat (N9). Dari dermaga kami perlu berjalan kaki lagi sekitar 500 m untuk mencapai Grand Palace. This is our third day on our vacation...
Hari ini kami bangun cukup siang. Rasa lelah karena berjalan seharian kemarin membuat kami memutuskan untuk tidur lebih lama. Malam sebelumnya, kami sudah merapikan barang bawaan kami, karena hari ini kami akan ke Bangkok, Thailand. Untuk perjalanan hari ini, kami cukup bingung, antara pergi ke Cu Chi Tunnel atau tetap berkeliling kota untuk melihat tempat yang belum kami kunjungi kemarin. Akhirnya kami putuskan untuk berkeliling kota saja. Karena kami takut kami tidak sampai tepat waktu di airport jika kami pergi ke Cu Chi Tunnel. So...Cu Chi Tunnel ada di daftar kunjungan kami berikutnya jika kami punya rejeki untuk kembali ke tempat ini Setelah sarapan, check out dan menitipkan barang di hotel, kami melanjutkan keliling kota. Tujuan kami adalah Ho Chi Minh Museum and Hard Rock Cafe. Hari ini kegiatan kami penuh dengan mengunjungi berbagai tempat. Karena kami tinggal di pusat kota dan ternyata HCMC tidaklah terlalu luas, maka kami memutuskan untuk berjalan kaki mengunjungi tempat-tempat wisata yang disarankan. Bermodalkan buku lonely planet southeast asia on a shoestring dan peta gratisan yang didapatkan di bandara waktu kami tiba, kami jalan pagi itu. Oh ya...hotel kami sudah termasuk sarapan pagi. Tujuan pertama kami adalah Reunification Palace. Setelah bertanya arah yang benar menuju tempat itu kami pun berjalan. Sampai diujung jalan, kami melihat sebuah taman dengan pohon-pohon besar dan banyak orang berkumpul dan berkegiatan...benar-benar pemandangan sebuah taman yang selayaknya... Disini bisa ditemukan anak muda belajar bersama, sekelompok pria yang berkumpul dan menjemur burung-burung peliharaan, seorang kakek berlatih taichi (ternyata gerakannya sama dengan yang saya pelajari ), dll. Selain pepohonan, taman ini juga dipenuhi dengan bungan teratai beraneka warna. Di ujung taman ada sebuah taman lain yang dipisahkan oleh jalan. Taman yang satu ini sepertinya memang dibikin untuk kegiatan olahraga karena banyak garis-garis yang berbentuk lapangan badminton atau lapangan lainnya. Di ujung taman dan dipisahkan oleh jalan adalah bagian belakang dari Reunification Palace. Kami harus berjalan memutar 1 blok maka akan tiba dibagian depan dari tempat ini. Tiket masuk 15000 VND/orang dan brosur seharga 10000 VND. Pada saat kami kunjungi 1000 IDR=+- 2000 VND. Ditempat ini kita dapat melihat-lihat ruangan yang dipakai oleh presiden VN dan juga cerita-cerita tentang Vietnam. Perjalanan yang sudah direncanakan sejak bulan Agustus 2009 ini adalah mengunjungi tempat-tempat yang saya belum pernah kunjungi. Jadilah Wira & saya memutuskan perjalanan kali ini mengunjungi Vietnam, Cambodia, Thailand dan Malaysia. Di Vietnam kami akan mengunjungi Ho Chi Minh City/Saigon. Sementara di Cambodia, kami akan mengunjungi Phnom Penh dan Siem Reap. Bangkok dan KL adalah tujuan untuk Thailand dan Malaysia. Sebenarnya di Malaysia, kami berharap dapat mengunjungi tempat yang belum kami kunjungi disana. Tiket perjalanan menggunakan Air Asia dan hotel pun sudah dipesan ketika kami memesan tiket pesawat terbang. Tapi untuk tiket pulang, kami memutuskan untuk naik KLM. Hari ini kami memulai perjalanan kami. Tujuan pertama kami adalah Ho Chi Minh City/Saigon, Vietnam. Kami menggunakan maskapai Air Asia Jakarta-Saigon. Pesawat kami mengalami penundaan, yang sebelumnya direncanakan berangkat pukul 16:35 WIB menjadi 17:55 WIB. Berita mengenai penundaan ini sudah kami ketahui sejak malam sebelum keberangkatan. Sementara menunggu untuk boarding, kami duduk-duduk si Starbucks Coffee. Saya memesan menu favorit saya greentea frappucino dan tuna sandwich. Sedangkan menu Wira adalah club sandwich dan peppermint mocha. Sayangnya di Starbucks Coffee tidak tersedia layanan wi-fi.
Saya bangun pagi-pagi supaya bisa cepat menggunakan kamar mandi dan bergantian dengan yang lain. Karena ada 6 orang yang akan mandi pagi ini sebelum berangkat ke Genting Highland.
Kami berangkat ke Genting Highland dengan bis yang nyaman. Saya lupa jam berapa berangkatnya, tetapi yang jelas cukup pagi. Perjalanan ke Genting Highland menghabiskan waktu sekitar 2 jam. Sayangnya cuaca hari ini seperti kemarin, kurang bersahabat. Sepanjang jalan ke Genting Highland sempat hujan dan awan kelabu menggantung di langit.
Hari ini kami janjian dengan om Ferry untuk jalan-jalan keliling Kuala Lumpur. Kami dijemput sekitar jam 10 pagi oleh om Ferry. Dari rumah auntie Yus, kami berkunjung ke Batu Caves dulu karena jaraknya yang dekat dengan rumah auntie Yus. Disini kita bisa melihat patung Murugan. Tempat ini merupakan salah satu tempat peribadatan umat Hindu. Kami hanya foto-foto dari bawah saja dan tidak naik keatas guanya. Mungkin lain kali akan dicoba naik. Dari Batu Caves, kami menuju KLCC. Perjalanan kali ini kami tidak mengatur tujuan kami karena banyak om dan tante yang akan mengajak kami jalan-jalan. Selain Wira, kami belum pernah ke Kuala Lumpur, jadi kemana pun tujuannya masih hayuh saja. Kali ini kami diajak om Ferry ke Petrosains di KLCC. Seru masuk kedalam tempat ini. Kita bisa mengetahui cerita tentang pengeboran minyak serta teknologinya. Tempat yang sangat cocok untuk mengajak anak-anak. Ditambah lagi dengan pengalaman Wira ketika bekerja offshore di rig. Kami menghabiskan sekitar 2 jam untuk berkeliling di Petrosains ini. |
Categories
All
Blog WalkingArchives
July 2024
|