Pertama kali diajakin ikutan kegiatan wisata benteng di Cilacap langsung kepikiran pelajaran sejarah. Saya yang sempat muak dengan pelajaran sejarah ketika kelas 1 SMA gara-gara dipaksa membaca buku sejarah untuk 3 tahun dalam waktu 1 bulan demi mewakili sekolah dalam kegiatan lomba lintas sejarah. Setelah itu rasanya pengen muntah setiap lihat buku sejarah. Tapi kalau ada yang ndongengin mungkin wisata ini jadi lebih menarik. Gak cuma lihat bagusnya peninggalan sejarah jaman dulu saja. Jadilah saya setuju untuk ikut kegiatan ini.
Kepastian keberangkatan baru di hari-hari terakhir karena penyelenggara kegiatan ini baru mau jalan kalau pesertanya minimal 10 orang dan dibatasi hanya 15 orang supaya kegiatan bisa cukup interaktif. Dengan biaya sebesar Rp. 290.000, kami mendapat fasilitas makan 4x, tenda, tiket masuk ke benteng-benteng dan Pantai Teluk Penyu, tenda, sewa perahu, pemandu lokal, air minum isi ulang, buku panduan, cinderamata dan tentunya teman-teman baru serta pengalaman baru. Penyelenggara acara ini adalah Jaladwara dengan tema "Berlabuh di Nusa Kambangan: Menggali kisah benteng-benteng peninggalan kolonial". Beberapa hari sebelum berangkat, kami sudah mendapat e-mail dari Jaladwara tentang tempat kumpul, barang yang harus dibawa, dan lain-lain termasuk pemberitahuan tentang wilayah endemik malaria serta kondisi MCK yang minim saat kemping dipinggir pantai. Yupp...Cilacap termasuk salah satu daerah endemik malaria di Indonesia. Kami juga dihimbau untuk membawa makanan/snack/minuman yang tidak menghasilkan sampah terutama plastik dan styrofoam serta membawa sampah kering kami kembali ke rumah masing-masing. Untuk mengatasi masalah malaria, saya sempat berpikir untuk meminum profilaksis. Tapi kok ya nginep semalam minum obatnya sebulanan. Akhirnya saya putuskan untuk pakai repellent serta baju lengan panjang, celana panjang dan kaus kaki. Wira juga mengusulkan untuk membawa kelambu yang sudah dicelup ke permetrin. Obat nyamuk juga sudah disiapkan, begitu juga dengan pengusir nyamuk yang ditempel di baju. Lengkap deh pokoknya. Insya Allah terhindar dari malaria. Sedangkan untuk masalah snack tanpa sampah, saya mengusulkan untuk membawa chocolate chip cookies. Kakak saya sih langsung setuju saja selama bukan dia yang bikin. Jadilah saya bikin cookies dulu sebelum berangkat. Niat bener ya :) Bekal kami adalah 2 kotak cookies, sebungkus roti sobek, permen jahe kalengan dan susu kotak buat Kaysan.
0 Comments
|
Categories
All
Blog WalkingArchives
July 2024
|