Tahun ini kami menambah pengalaman berpuasa di negeri orang. Yupp... karena domisili sementara di New Delhi, maka saya dan Wira kali ini menjalani puasa Ramadhan di sini.
Puasa kali ini jatuh di musim semi. Di awal Ramadhan kami berpuasa dari pukul 4.10 sampai dengan pukul 19.00. Tetapi waktu bergeser setiap hari sekitar 1 menit. Satu menit lebih cepat untuk waktu subuh dan satu menit lebih lambat untuk waktu maghrib. Saat tulisan ini ditayangkan, kami berpuasa dari pukul 3.53 hingga 19.13. Tapi lebih pol lagi lama puasanya waktu kami berpuasa di Berlin saat sedang ada seminar tahun 2015. Ketika itu kami berpuasa di pertengahan bulan Juni hingga awal Juli sehingga kami berpuasa sekitar 19 jam. Subuh sekitar jam 2.30 sampai Maghrib sekitar pukul 21.30. Berbeda dengan musim semi di Eropa yang suhu udaranya masih cukup sejuk, suhu di New Delhi sudah mencapai 40 derajat Celsius. Bahkan prakiraan cuaca meramalkan suhu akan mencapai 45 derajat Celsius di akhir minggu ini. Sehingga puasa kali ini terasa cukup berat buat saya kalau harus keluar rumah tengah hari bolong. Karena di luar rumah panasnya luar biasa, saya mengandalkan tukang sayur yang lewat depan rumah untuk berbelanja sayur. Tak sanggup rasanya pergi ke pasar untuk berbelanja. Pergi ke depan rumah saja rasanya sudah menghabiskan stok air di dalam tubuh saya. :p #lebai Bahkan ada beberapa hari saya merasa super duper lemas saat berpuasa walaupun saya tidak main panas-panasan di luar. Rasanya tidak sanggup duduk tegak di depan mesin jahit setelah jam menunjukkan pukul 16. Tapi karena jahitan masih banyak, mau tidak mau saya tetap bekerja sampai jam 17.30 lalu siap-siap memasak makanan untuk berbuka. Alhamdulillah itu hanya terjadi selama 4 hari, setelah itu saya sudah merasa bugar kembali. Berbeda dengan saat berpuasa di Khon Kaen, disini saya memasak makanan untuk berbuka dan sahur hampir setiap hari. Kenapa hampir, karena ada kalanya saya hanya menghangatkan dendeng atau rendang yang sudah tersimpan rapi di freezer atau kadang kami membeli makanan untuk berbuka dan sahur. Kebetulan dapat lungsuran bumbu-bumbu siap pakai, jadi memasak lebih mudah. Selain itu, biasanya pada hari Sabtu, kami pergi berbuka di KBRI. Ya, KBRI di New Delhi mengadakan acara buka puasa bersama setiap hari Sabtu untuk staf dan masyarakat Indonesia yang tinggal di India. Lumayan bisa makan makanan Indonesia yang nikmat tanpa saya harus repot memasak :p Jika ada kesempatan, ingin juga saya melihat bagaimana penduduk muslim disini siap-siap buka puasa. Apakah ada yang berjualan makanan yang seperti kita di Indonesia.
0 Comments
Bulan Ramadhan kali ini terasa berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kali ini saya lebih banyak di rumah. Jika tahun-tahun sebelumnya bulan Ramadhan itu seperti bulan reunian karena banyaknya acara buka puasa bersama yang diselenggarakan, tahun ini saya menghabiskan waktu di dapur. Waktu ada bibik Karmi, saya hanya bangun bila makanan sudah siap tersaji diatas meja. Bibik Karmi yang sibuk menyiapkan makanan lezat yang terhidang di meja. Setelah bibik Karmi pulang kampung, saya masih mengandalkan mbak-mbak asisten rumah tangga yang lain atau mama & ni Shanty. Ya...biasanya bukan saya yang berkutat di dapur. Paling banter saya hanya bantu-bantu sedikit. Atau jaman masih sekolah dulu, kalau pas waktu jaga ya sahur atau bukanya di rumah sakit. Tahun lalu pun ketika saya dan Wira di Khon Kaen, kami selalu membeli lauk buat buka puasa dan sahur karena kebetulan di kos-an kami tidak boleh masak kecuali menggunakan alat masak yg memakai listrik seperti rice cooker dan pemanas air. Tahun lalu, kami dapat pinjaman rice cooker, jadi nasi bisa masak sendiri.
Setiap tahun di bulan Ramadhan biasanya saya selalu meluangkan waktu untuk bertemu dengan teman-teman dari berbagai latar belakang untuk berbuka bersama. Tapi tahun ini karena ada di Thailand, saya hanya bisa menikmati foto-foto teman-teman yang sedang berbuka bersama melalui jejaring sosial facebook. Saya pikir tahun ini bakalan berbuka di rumah saja atau sekali-sekali makan diluar. Ternyata tanggal 12 Agustus 2011 kemarin kami mendapat undangan berbuka bersama dari komunitas muslim di Khon Kaen University. Alhamdulillah...undangan itu kami sambut dengan senang hari :). Acara berbuka ini diadakan di gedung kegiatan mahasiswa KKU. Untuk mencapai ke sana, kami cukup naik songthaew no 16 yang lewat di dekat rumah dan turun tepat di seberang gedung kegiatan mahasiswa ini. Pengalaman pertama berpuasa di luar negeri, ketika saya mengikuti program pertukaran pelajar di Tennessee, USA tahun 1993-1994. Saat itu bulan puasa jatuh pada pertengahan Februari 1994 dan masih musim dingin. Sehingga waktu puasa sedikit lebih singkat daripada puasa di Indonesia. Waktu itu saya puasa mulai pukul 6 pagi sampai sekitar setengah 6 sore. Ini adalah pertama kali saya puasa sendiri. Biasanya di rumah ada mama/papa yang selalu membangunkan untuk sahur, semua orang berpuasa di rumah dan hampir semua orang berpuasa di sekolah dan lingkungan rumah. Saat itu, hanya saya sendiri yang berpuasa, karena memang di tempat saya tinggal, tidak ada orang yang beragama Islam. Tapi, Alhamdulillah, itu tidak menjadi kendala. Semua orang bisa menghargai keputusan saya untuk berpuasa dan kadang mereka bertanya tentang ritual puasa ini.
Beberapa acara buka puasa yang sempat didokumentasikan. Agak males kali ini motret2. Biasanya banyak fotonya. Kali ini segini aja deh...
Tomorrow is a last day in Ramadhan. Last day all moslem fasting in Ramadhan. I would like write a little bit about this Ramadhan. Ramadhan 1429 H.
For me, Ramadhan equals to reunion. Reunion with a lot of people. Why did I say that? Because in this month, I met a lot of people. Break the fast is the occasion for all that reunion. This month, there were 11 invitation for break the fast from different people. The first one was the one I spent with my family to break the fast. Actually this occasion was held celebrate my graduation from the school. Wira and I celebrated with his and my family. A reunion for the two of my lovely family. It's on September 6th, 2008. The second one was with my father's big family at my uncle's house. Met almost all the big family. The third one, break the fast with my friends from Nacel Open Door. At this time I met with about 20 persons. They all were returnees from this exchange program. This occasion also to celebrated one of my friend birthday, Melissa. This occasion was held on September 9th, 2008. We ate at Waroeng Kampoeng Restaurant in Citywalk Sudirman. (Pictures 1-8) Attending so many break fasting on this Ramadhan, makes me be able to take pictures during sunset in Jakarta. With plenty of air pollution, the sky still look pretty.
|
Categories
All
Blog WalkingArchives
July 2024
|