07.01.2010
Pagi ini kami bermalas-malasan di hotel karena semalam kami sampai sekitar pukul 01.30. Sarapan pagi pun kami lakukan menjelang siang dan setelah itu kami kembali ke kamar untuk istirahat dan membereskan barang-barang. Hanya satu tempat lagi yang ingin kami kunjungi sebelum kembali ke Kuala Lumpur. Kami ingin makan siang di Warung Bali. Mungkin terlintas pertanyaan kenapa kami begitu ingin pergi ke Warung Bali? Ketika kami merencanakan pergi ke Cambodia, Wira sibuk mencari berbagai informasi. Salah satu info yang ditemukan adalah Warung Bali. Pemilik tempat ini, Firdaus, adalah orang Indonesia yang berasal dari Karawang. Kami berangkat untuk makan siang di Warung Bali setelah check out dari hotel. Dengan menggunakan Tuk-tuk dan alamat yang terbatas, kami berusaha mencari tempat ini. Beberapa kali berputar, akhirnya kami menemukan tempat ini. Letaknya di seberang taman dekat Museum Nasional Phnom Penh. Firdaus, pemilik tempat ini, berasal dari Karawang. Sebelum membuka Warung Bali, Firdaus bekerja di KBRI Phnom Penh sebagai koki. Setelah beberapa tahun, beliau mengundurkan diri dan membuka usaha ini. Warung ini merupakan tempat kedua setelah KBRI yang dijadikan tempat berkumpul. Pemilik dan pegawai yang sangat ramah mebuat suasana menjadi penuh kekeluargaan. Belum lagi makanan yang rasanya nikmat yang disajikan di warung ini. Selama kami makan disana, banyak orang Indonesia yang mampir untuk makan atau membeli makanan untuk dibawa pulang.
0 Comments
We got up really early in the morning just to see this beautiful scenery...
I think not only us that got up early but also about hundreds other people... We tried to put it in the pictures. But being there is more than any words and pictures can say... Be sure to click on the title above to see pictures of sunrise at Angkor Wat.
Perjalanan kami hari ini adalah mengunjungi beberapa tempat di Phnom Penh dan berangkat ke Siem Reap.
Bangun pagi ini di hotel yang berasa homie dan sarapan pagi. Setelah itu kami berangkat keliling kota dengan menyewa tuktuk selama setengah hari. Biaya yang kami keluarkan sebesar 15 US$ untuk sewa sekitar 5 jam. Tempat yang pertama kami kunjungi adalah Royal Palace. Biaya masuk ketempat ini sebesar 6,5 US$/orang. Komplek ini buka dari pukul 8.00-11.00 pada pagi hari dan siang hari dari jam 14.00-17.00. Royal Palace adalah komplek bangunan tempat tinggal keluarga raja Cambodia. Dalam bahasa Khmer, nama Royal Palace adalah Preah Barom Reachea Veang Chaktomuk. Mulai dihuni oleh keluarga kerajaan Cambodia sejak dibangun pada tahun 1860-an dengan masa jeda selama dan setelah pemerintahan oleh Khmer Merah. Royal Palace of Cambodia adalah contoh arsitektur klasik Khmer yang bagus yang bisa ditemukan saat ini dengan tata letaknya dari dinding pertahanan (kampaeng), ruang takhta (Preah tineang), Kuil Emerald Buddha (Wat Preah Keo Morakot), stupa (chedei), menara menjulang (mala Prasat) dan lukisan mural. Royal Palace Phnom Penh meliputi area seluas 174.870 m2 (402m x 435m). During this trip we also doing one of our hobby. This time the object was Petronas Twin Tower & KL Tower. Just click the title above to see more picture of those towers.
Hari ini kami lanjut lagi. Baru hari kesembilan nih . Hari ini kami tidak keliling KL lagi karena siang ini kami akan berangkat ke Phnom Penh, Cambodia.
Kami diantar oleh uncle Hasan dan auntie Yus ke KL Central untuk naik KLIA Transit ke LCCT. Sebelum ke KL Central, kami mampir di tempat bikin pasfoto. Karena untuk masuk Cambodia kita harus bikin visa yang bisa dibikin saat tiba disana (on arrival) atau sebelum berangkat. Untuk bikin visa diperlukan pasfoto ukuran 4x6. Biaya pembuatan visa 20 US$/orang. Sampai di KL Central, kami langsung membeli tiket KLIA Transit ke LCCT. Setelah membeli tiket, langsung menuju kereta yang sudah standby. Sampai di LCCT kami menuju penerbangan internasional. Setelah mengantri cukup lama, baru kami diberi tahu oleh petugas counter bahwa kami mengantri di tempat yang salah. Info di LCCT ini kurang jelas. Karena ternyata penerbangan ke Cambodia itu masuk kedalam kategori penerbangan domestik. Untung kami datang cukup cepat, sehingga masih cukup waktu untuk mengantri lagi. Pada prinsipnya, pelayanan AA disini agak amburadul. Karena Wira berhasil check-in pake mesin sementara saya tidak berhasil. Jadi kami datang ke counter untuk check-in buat saya dan mengganti tiket wira supaya kami bisa duduk bersebelahan. Tapi belum selesai kami bicara, si mbak-mbak di counter menyuruh kami ke counter untuk check-in barang. Sampai di counter itu kami bingung, karena tidak ada barang yang akan kami masukkan. Dung-dung nih orang. Kami balik ke counter semula dan menerangkan keperluan kami. Akhirnya dia baru sadar kalo salah. Gak mau dengerin orang ngomong sih, malah ngobrol sendiri. Jadinya kan nyusahin penumpang. Karena semalam kami baru pulang jam 12 malam. Hari ini kami bangun agak siang. Setelah mandi dan sarapan, kami memutuskan untuk pergi ke KLCC lagi untuk mencoba peruntungan kami mendapatkan tiket naik ke Skybridge. Tiket gratis yang disediakan untuk naik skybridge setiap harinya harus diambil pagi hari.
Kali ini kami bermaksud untuk mencoba naik LRT dari stasiun Taman Melati yang ternyata lebih dekat dan jalannya menurun :) Belum sampai kami ke stasiun itu, ada sebuah taksi melintas. Kami memutuskan untuk naik taksi ke stasiun yang lebih dekat ke KLCC. Alhamdulillah kami mendapatkan supir taksi yang sangat tahu jalan dan baik. Akhirnya kami naik taksi ke KLCC. Dari Gombak ke KLCC kami hanya perlu membayar sekitar RM15. Memang masih rejeki, kami bisa mendapatkan tiket untuk Skybridge jam 17.30. Tiket Skybridge bisa didapat gratis mulai pukul 6 pagi. Kita tinggal antri dan menyebutkan jumlah orang yang akan masuk. Jika masih tersedia tiket, kita akan diijinkan untuk mengambil ke loket. Biasanya habis sekitar jam 10 pagi. Tapi tetap usaha setelah jam itu bisa dilakukan, seperti kami yang datang pukul 10.30. Mereka membagikan sekitar 1300 tiket setiap harinya. Buka dari jam 9 pagi sampai jam 7 sore. Hari ketujuh dan masih ada tujuh hari lainnya. Acara hari ini adalah pergi ke tempat Auntie Su. Auntie Su adalah teman dari kerabat kami di Malaysia, Auntie Nani. Ketika dia datang ke Jakarta, saya berkesempatan untukmengajaknya ke Pasar Baru berbelanja kain. Ketika akan kembali ke KL dia sempat berpesan untuk mampir kerumahnya kalau kami di KL. Jadilah kami diundang kerumahnya hari ini. Dari Batu Cave, kami dijemput oleh Said dan Nurul dan diantar kembali ke rumah tante Ade di Gombak karena pakaian kami ada disana. Perjalanan jadi berputar-putar karena Said dan Nurul kurang tahu jalan daerah sini dan hanya mengandalkan om Garmin. Lebih dari setengah jam untuk mencapai rumah itu (yang kami ketahui keesokan harinya bahwa ada jalan yang lebih dekat dan hanya 10 menit saja :)). Sampai di tempat Tante Ade, kami pun mandi dan siap-siap ke tempat Auntie Su. Dari Gombak ke tempat auntie Su di daerah Shah Alam membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Akibatnya baru sampai sana jam 3. Begitu sampai, kami makan makanan yang dimasak oleh auntie Su dan sangat enak. Hari keenam sampai kesembilan dalam perjalanan kami dilakukan di Kuala Lumpur, Malaysia.
Maksud hati dikunjungan ke Malaysia kali ini kami akan bisa keliling ke tempat lain selain KL. Karena kami sudah jalan-jalan keliling KL tahun lalu. Tapi ternyata tidak bisa tercapai. That's OK. Ada beberapa hal lain yang belum kami lakukan di kota ini. Hari ini dimulai dengan janji temu dengan Najib & Tataw. Mereka adalah teman-teman Wira ketika kuliah di UNAND dulu. Najib adalah asli Malaysia sedangkan Tataw adalah teman Wira di Padang yang sedang berlibur di KL. Setelah merancang tempat bertemu dengan Najib dan Tataw, akhirnya diputuskan untuk bertemu di daerah Bukit Bintang. Bertemu dengan Najib di Plaza Low Yat, karena ada yang perlu dibeli disana dan karena itu salah satu tempat favorit kami. Kami senang melihat aneka gadget :) Dari tempat kami menginap kami berjalan kaki ke stasiun Putra (tempat kemarin kami dijemput). Ternyata tempatnya tidak terlalu dekat : (sekitar 1,5 km dan jalannya agak menanjak (ternyata lebih dekat ke stasiun Taman Melati). Dari stasiun Putra kami menuju ke stasiun Dang Wangi dan berganti MRT di Stasiun Bukit Nanas menuju Stasiun Bukit Bintang. |
Categories
All
Blog WalkingArchives
July 2024
|