Dari loket tiket, perjalanan kami lanjutkan ke Angkor Wat. Disana kami akan melihat sunrise terlebih dahulu. Karena waktu subuh baru pukul setengah lima, maka kami shalat di atas tuktuk. Kami sudah berwudhu ketika berangkat. Sampai di Angkor Wat sekitar pukul 5, kami langsung masuk menuju lokasi untuk melihat sunrise. Oh ya, barang bawaan kami titip ke supir tuktuk, karena kami akan langsung menuju Bou Savy Guesthouse jadi kami langsung check-out dari penginapan.
Ternyata...sudah banyak sekali orang yang akan melihat sunrise. Semua mencari posisi yang terbaik. Sekitar 1,5 jam kami berada disana untuk menikmati keindahan ciptaan Allah. Sungguh suatu pemandangan yang sangat menakjubkan. Keindahan yang sulit diucapkan dengan kata-kata, bahkan kamera kami pun rasanya tidak sanggup untuk mengabadikan keindahannya. Memang sunrise dan sunset adalah momen yang sangat saya sukai. Setelah matahari cukup tinggi, kami langsung melihat-lihat candi. Angkor Wat didirikan pada awal abad 12 oleh Raja Suryawarman II. Relief-reliefnya menggambarkan cerita Mahabarata & Ramayana. Detailnya sangat halus dan indah. Candi ini sudah memiliki ruang-ruang yang ditopang dengan pilar-pilar batu. Sayangnya pada saat kami disana, banyak bagian yang sedang direnovasi sehingga tidak semua bagian bisa kami lihat. Menghabiskan waktu sekitar 1 jam untuk melihat Angkor Wat. Sebenarnya bisa menghabiskan waktu lebih banyak, tetapi karena keterbatasan waktu yang kami punya, kami pun segera beranjak dari sana. Dilanjutkan dengan sarapan pagi dan berkunjung ke toilet (kategori cukup bersih) di restoran yang terletak didekat tempat parkir. Lalu kami melanjutkan perjalanan ke Banteay Srei. Dari Angkor Wat ke Banteay Srei berjarak sekitar 25 km. Supir tuktuk kami menyarankan kami untuk pergi kesana terlebih dulu mumpung masih pagi karena kalau siang tempat ini sudah terlalu ramai dan candi ini pun tutup lebih cepat sekitar pukul 17.00. Ternyata saran itu tepat sekali karena ketika kami sampai disana masih belum terlalu banyak pengunjung. Bahkan Wira yang sempet menggunakan toilet disini mengatakan toiletnya sangat bersih karena belum banyak yang pakai :). Berbeda dengan suasana di Angkor Wat, bagian depan dari daerah Banteay Srei sudah mengalami modernisasi tanpa meninggalkan suasana naturalnya. Disini kita bisa menemukan gambar perbandingan pembangunan candi di Komplek Angkor Wat dengan bangunan-bangunan di dunia. Disini juga ditemukan pusat informasi dan toilet yang modern. Untuk menuju tempat ini kita harus mengikuti jalan setapak hingga sampai di lokasi candi. Berbeda dengan candi lainnya yang berwarna abu-abu/hitam, Banteay Srei terbuat dari sandstone merah. Ukuran candi ini pun lebih kecil daripada candi lainnya. Disini banyak lokasi yang bisa dipakai untuk foto-foto terutama buat mereka yang narsis :). Disini juga pertama kali kami temukan pemain musik tradisional yang terdiri dari para korban yang terkena ranjau-ranjau (landmine) masa lalu yang masih tersisa. Diantaranya hanya memiliki satu kaki/tangan, ada yang tidak bisa melihat dan berbagai jenis cacat lainnya. Yang mengharukan adalah mereka pantang menyerah, mereka memainkan alat musik dan lagu tradisional. Musiknya terdengar mirip dengan permainan gamelan di Indonesia. Mereka juga menjual CD musik mereka. Inilah cara mereka menyiasati keterbatasan mereka. Ingin menangis rasanya melihat perjuangan mereka. Jika mengikuti emosi saya, ingin rasa membeli CD-CD itu setiap ketemu para pemusik ini. Selain itu disini juga banyak anak-anak/remaja yang menjual buku-buku tentang Angkor Wat (agak maksa menjualnya, mengingatkan suasana jalan-jalan di Indonesia, sering ada penjual yang maksa). Perjalanan dari/ke Banteay Srei ini sangat melenakan. Hembusan angin yang dirasakan di wajah kami membuat kami terlelap sejenak. Apalagi setelah pagi ini kami bangun sangat pagi, kesempatan untuk tidur lagi :). Kunjungan berikutnya ke Ta Phrom. Tempat ini sangat terkenal ketika dijadikan salah satu tempat syuting film Tomb Rider. Ketika masuk ketempat ini, rasa takjub kembali muncul melihat sebuah pohon berukuran raksasa yang tumbuh menjulang tinggi diatas sebuah pelataran batu. Wow...itu yang terlintas di otak. Inilah istimewanya Ta Phrom, di candi ini kita bisa melihat berbagai pohon yang tumbuh dari sela-sela dinding candi. Membuat tempat ini menjadi tempat yang cocok untuk bernarsis ria :) banyak spot untuk foto-foto :). Bahkan satu pohon yang digunakan Angelina Jolie bergelayutan di Tomb Rider menjadi satu sudut wajib untuk berfoto :) Istimewanya lagi, kalau diperhatikan, pohon-pohon disini jika terkena matahari tampak seperti memiliki batang berwarna perak. Subhanallah... Indah sekali. Perjalanan kami lanjutkan lagi untuk mengunjungi Angkor Thom. Istimewanya candi yang dibangun pada akhir abad ke-12 ini adalah menara dengan ukiran wajah pada setiap pintu masuk dan pada puncak-puncak candi. Mencoba menangkap gambaran wajah-wajah itu ke dalam kamera menjadi suatu tantangan menarik bagi pencinta fotografi. Karena sudah cukup lelah dan hari sudah mulai beranjak sore, kami tidak menghabiskan waktu terlalu lama di candi yang satu ini. Dalam perjalanan pulang kami mampir di sebuah restoran untuk makan siang. Makanan yang kami pilih sebisa mungkin makanan khas Cambodia tapi halal dan pilihan jatuh pada sayur dan ikan :). Insya Allah masaknya juga halal deh. Makan siang kami menghabiskan dana sebesar 13 US$. Rasanya juga cukup memuaskan. Selain mampir di restoran, kami juga mampir di toko souvenir, untuk membeli beberapa cinderamata dari Siem Reap. Setelah itu kami diantar oleh supir tuktuk ke mesjid di Siem Reap. Mesjid Al-Nikmatul berada di Kampong Steung Thmey (dekat Old Market). Agak susah mencapai tempat ini karena banyak orang yang tidak tahu jalan ini dan jalan ini bukan jalan utama. Untungnya supir tuktuk kami tahu jalan. Berada di komunitas Cham, mesjidnya cukup besar dan nyaman. Banyak anak-anak berkerudung bermain disekitar mesjid. Membuat terasa seperti berada di tengah komunitas muslim. Disitu ada juga sebuah restoran muslim. Kami diterima dengan baik oleh imam mesjid. Bahkan sang imam bisa berbahasa melayu sedikit. Sayangnya kami lupa foto mesjidnya. Setelah shalat, kami melanjutkan perjalanan lagi. Kali ini kami mencegat tuktuk dijalan. Kami ditawarkan jasa tuktuk sebesar 5 US$ untuk keliling kota Siem Reap dan kemudian diantar ke Bou Savy Guesthouse. Karena kami akan dijemput oleh pihak bis yang akan membawa kami kembali ke Phnom Penh disana. Akhirnya kami kembali ke Phnom Penh sekitar pukul 7 malam dan sampai di Phnom Penh pukul 1 pagi. Untuk kembali ke Phnom Penh kami menggunakan bis dari VK Tour. Bus ini sebenarnya tujuannya ke Vietnam tetapi melalui Phnom Penh. Biaya untuk bis malam ini sebesar 10 US$/orang. Bisa dipesan dari Bou Savy Guesthouse. Oh ya, bis ini tidak selalu ada, kebetulan bulan Januari ini memang ada bis malam ini. It feels like going home. Kembali ke hotel berasa seperti pulang ke rumah. Shalat Maghrib dan Isya lalu tidur.... Untuk informasi lebih lanjut mengenai Komplek Angkor Wat bisa kunjungi www.angkor-visit.com atau wikipedia. Masjid Al-Nikmatul (Neakmat) & Muslim Family Restaurant: No. 074, Group 8, Steung Thmey Village, Svay Dangkom Commune, Siep Reap, Cambodia. Mobile phone: +855 12 946220/11 946220. E-mail: [email protected]. siemreapmuslim.blogspot.com Untuk foto-foto sunrise di Angkor Wat bisa dilihat disini.
0 Comments
Leave a Reply. |
Categories
All
Blog WalkingArchives
July 2024
|