Waktu di jalan pagi ini, saya mendengar sebuah iklan yang intinya menyatakan: "kalau punya uang 1 milyar mau ngapain?" Langsung pas sampai rumah rasanya ingin menulis tentang "jika saya dapat uang 1 milyar..."
Saat ini kalau saya dapat uang 1 milyar, saya ingin membeli sebuah rumah mungil. Sudah terimpi-impikan punya rumah sendiri dan punya dapur sendiri yang diatur menurut selera saya dan suami. Saya ingin dapur impian dimana saya bisa memasak apapun yang saya inginkan dengan senang hati. Pasti asyik banget tuh. Mencoba resep-resep yang sudah dikumpulkan di dapur sendiri. Jika saya dapat uang 1 milyar, saya ingin membeli sebuah rumah mungil yang di dalam kamar tidurnya saya punya lemari seperti yang sudah dilihat berkali-kali di majalah dan situs tentang rumah. Jika saya dapat uang 1 milyar, saya ingin membeli sebuah rumah mungil yang didalamnya ada sebuah ruang untuk saya menyalurkan kreatifitas saya seperti memotret, merajut, menjahit dan masih banyak lagi. Terbayang sebuah ruangan dimana saya bisa menyimpan pernak-pernik kerajinan tangan saya tanpa ada yang ngerusuhin kalo lagi berantakan. Jika saya dapat uang 1 milyar, saya ingin membeli sebuah rumah mungil yang didalamnya ada sebuah sofa yang nyaman dan menjadi tempat berkumpul berbagi cerita, tawa dan canda maupun duka. Jika saya dapat uang 1 milyar, saya ingin membeli sebuah rumah mungil dimana kami akan menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warrahmah. Jika saya dapat uang 1 milyar yang halal tentunya, saya ingin membeli sebuah rumah mungil yang sudah menjadi mimpi kami. Jika saya dapat uang 1 milyar....
0 Comments
Setelah ada iPad Mini, acara memasak lebih sering ditemani dengan benda ini. Lebih besar-besar tulisan di resepnya. Masalahnya terkadang di dapur ada spot-spot yang basah, sehingga abis masak si iPad jadi ikut belepetan. Berhubung saya tidak memakai iPad Mini's smart cover, terpikir untuk punya iPad Mini's stand. Sejauh ini yang sudah pernah saya pakai adalah stand pajangan ukuran kecil yang bisasanya dipakai untuk memajang piringan souvenir dari jalan-jalan. Tapi kalau pakai itu terus berarti si pajangan jadi gak ada stand-nya. Kebetulan lagi lihat-lihat webnya Sorted Food, eh lihat benda ini. Mupeng berat deh yang ada. Tapi rasanya gak perlu beli yang semahal itu deh. Jadilah browsing di Youtube tentang stand untuk iPad Mini. Ada beberapa dari yang mahal sampai yang cuma perlu barang-barang yang ada di rumah seperti gantungan baju dan kotak cd bekas. Setelah disesuaikan dengan barang yang ada di rumah, stand pilihan saya terbuat dari gantungan baju yang terbuat dari kawat. Videonya bisa dilihat di sini.
Ternyata tidak semudah di video untuk menekuk-nekuk kawat gantungan baju tersebut. Selain itu bentuk gantungan baju yang sedikit berbeda membuat proses penekukan juga jadi agak berbeda. Tapi akhirnya berhasil juga. Sekarang acara memasak semakin fun dengan iPad Mini's stand hasil karya sendiri :) Siapa bilang semua barang untuk perangkat yang berlogo apel kegigit harus mahal? ;) Pertama kali diajakin ikutan kegiatan wisata benteng di Cilacap langsung kepikiran pelajaran sejarah. Saya yang sempat muak dengan pelajaran sejarah ketika kelas 1 SMA gara-gara dipaksa membaca buku sejarah untuk 3 tahun dalam waktu 1 bulan demi mewakili sekolah dalam kegiatan lomba lintas sejarah. Setelah itu rasanya pengen muntah setiap lihat buku sejarah. Tapi kalau ada yang ndongengin mungkin wisata ini jadi lebih menarik. Gak cuma lihat bagusnya peninggalan sejarah jaman dulu saja. Jadilah saya setuju untuk ikut kegiatan ini.
Kepastian keberangkatan baru di hari-hari terakhir karena penyelenggara kegiatan ini baru mau jalan kalau pesertanya minimal 10 orang dan dibatasi hanya 15 orang supaya kegiatan bisa cukup interaktif. Dengan biaya sebesar Rp. 290.000, kami mendapat fasilitas makan 4x, tenda, tiket masuk ke benteng-benteng dan Pantai Teluk Penyu, tenda, sewa perahu, pemandu lokal, air minum isi ulang, buku panduan, cinderamata dan tentunya teman-teman baru serta pengalaman baru. Penyelenggara acara ini adalah Jaladwara dengan tema "Berlabuh di Nusa Kambangan: Menggali kisah benteng-benteng peninggalan kolonial". Beberapa hari sebelum berangkat, kami sudah mendapat e-mail dari Jaladwara tentang tempat kumpul, barang yang harus dibawa, dan lain-lain termasuk pemberitahuan tentang wilayah endemik malaria serta kondisi MCK yang minim saat kemping dipinggir pantai. Yupp...Cilacap termasuk salah satu daerah endemik malaria di Indonesia. Kami juga dihimbau untuk membawa makanan/snack/minuman yang tidak menghasilkan sampah terutama plastik dan styrofoam serta membawa sampah kering kami kembali ke rumah masing-masing. Untuk mengatasi masalah malaria, saya sempat berpikir untuk meminum profilaksis. Tapi kok ya nginep semalam minum obatnya sebulanan. Akhirnya saya putuskan untuk pakai repellent serta baju lengan panjang, celana panjang dan kaus kaki. Wira juga mengusulkan untuk membawa kelambu yang sudah dicelup ke permetrin. Obat nyamuk juga sudah disiapkan, begitu juga dengan pengusir nyamuk yang ditempel di baju. Lengkap deh pokoknya. Insya Allah terhindar dari malaria. Sedangkan untuk masalah snack tanpa sampah, saya mengusulkan untuk membawa chocolate chip cookies. Kakak saya sih langsung setuju saja selama bukan dia yang bikin. Jadilah saya bikin cookies dulu sebelum berangkat. Niat bener ya :) Bekal kami adalah 2 kotak cookies, sebungkus roti sobek, permen jahe kalengan dan susu kotak buat Kaysan. Dapat mainan baru dari Wira. Langsung terpikir untuk bikin bungkusnya. Kebetulan udah lama gak bikin macem-macem. Bikinnya memakan waktu 3 hari. Bukan karena lama bikinnya tapi karena harus beberapa kali rombak. Maklum...bikinnya pake trial and error karena gak ada polanya. Tapi akhirnya sukses juga. Sebuah kantong kuning dengan hiasan bunga biru. Benang yang dipakai adalah benang katun #10 yang tadinya mau dibikin baju barbie. Tapi masih ada sisanya kok buat bikin baju barbie. Karena benangnya kecil, ngerjainnya jadi lebih butuh banyak waktu untuk bikinnya. Setelah jadi, puas banget rasanya :)
|
Categories
All
Blog WalkingArchives
July 2024
|