Hari ini kami lanjut lagi. Baru hari kesembilan nih . Hari ini kami tidak keliling KL lagi karena siang ini kami akan berangkat ke Phnom Penh, Cambodia. Kami diantar oleh uncle Hasan dan auntie Yus ke KL Central untuk naik KLIA Transit ke LCCT. Sebelum ke KL Central, kami mampir di tempat bikin pasfoto. Karena untuk masuk Cambodia kita harus bikin visa yang bisa dibikin saat tiba disana (on arrival) atau sebelum berangkat. Untuk bikin visa diperlukan pasfoto ukuran 4x6. Biaya pembuatan visa 20 US$/orang. Sampai di KL Central, kami langsung membeli tiket KLIA Transit ke LCCT. Setelah membeli tiket, langsung menuju kereta yang sudah standby. Sampai di LCCT kami menuju penerbangan internasional. Setelah mengantri cukup lama, baru kami diberi tahu oleh petugas counter bahwa kami mengantri di tempat yang salah. Info di LCCT ini kurang jelas. Karena ternyata penerbangan ke Cambodia itu masuk kedalam kategori penerbangan domestik. Untung kami datang cukup cepat, sehingga masih cukup waktu untuk mengantri lagi. Pada prinsipnya, pelayanan AA disini agak amburadul. Karena Wira berhasil check-in pake mesin sementara saya tidak berhasil. Jadi kami datang ke counter untuk check-in buat saya dan mengganti tiket wira supaya kami bisa duduk bersebelahan. Tapi belum selesai kami bicara, si mbak-mbak di counter menyuruh kami ke counter untuk check-in barang. Sampai di counter itu kami bingung, karena tidak ada barang yang akan kami masukkan. Dung-dung nih orang. Kami balik ke counter semula dan menerangkan keperluan kami. Akhirnya dia baru sadar kalo salah. Gak mau dengerin orang ngomong sih, malah ngobrol sendiri. Jadinya kan nyusahin penumpang. Akhirnya beres juga urusan check-in. Sekarang kami makan siang dulu baru abis itu menuju ruang tunggu. As usual, delay deuy. Tapi gak terlalu lama sih. Penerbangan pun cukup bersahabat.
Sampai kami di Phnom Penh sekitar jam setengah 5 sore. Setelah urusan visa dan imigrasi beres kami langsung menuju ke depan. Untuk ke hotel, ada beberapa alternatif transportasi antara lain taksi dan tuktuk. Karena hari masih terang dan barang bawaan tidak terlalu banyak, kami putuskan untuk naik tuktuk. Tuktuk dibandara sudah diorganisir dengan baik. Supir tuktuk memakai helm dan seragam. Tarif pun sudah sama, 7 US$ sampai ke pusat kota. Dari Phnom Penh International Airport sampai ke hotel tempat kami menginap memerlukan waktu selama kurang lebih 30 menit. Kami sangat menikmati perjalanan ini. Setelah sampai di hotel dan shalat, kami putuskan berjalan kaki ke arah Tonle River. Kami juga menyempatkan untuk membeli makanan dan minuman ringan untuk diperjalanan dan hotel. Dari hotel ke Tonle River, memerlukan waktu sekitar 30 menit berjalan kaki (kira-kira 2 km). Sambil melihat dan memilih tempat untuk makan malam, kami pun menyempatkan diri berbelanja beberapa souvenir. Akhirnya kami memutuskan untuk makan malam di Restoran Libanon Le Cedre yang pasti halal. Setelah kenyang makan dan berbelanja souvenir lagi serta melihat-lihat istana dari taman dan kehidupan malam di kota ini, kami putuskan untuk kembali ke hotel untuk beristirahat. Kami pulang dengan menggunakan tuktuk seharga 2 US$. Kami besok akan mengunjungi beberapa tempat di kota ini dan dilanjutkan ke Siem Reap di sore hari. Di Cambodia, perekonomian lebih banyak menggunakan mata uang US$. Karena mata uang negara itu kurang stabil. Tukang souvenir pun terimanya US$. Tapi karena mereka tidak punya pecahan mata uang US, maka kembalian untuk beberapa sen itu diganti dengan mata uang Cambodia yaitu Riel. Di toko-toko tertera 2 harga untuk setiap barang. Baik dalam Dollar maupun Riel. ATM pun menyediakan kedua mata uang tersebut. Selain itu yang cukup membuat kami terpukau ketika keluar dari bandara adalah Lexus yang bertebaran dimana-mana. Hampir semua mobil yang dipakai bermerek Lexus. Yang di Indonesia harganya selangit, disana pabalatak. Akomodasi: Pacific Hotel, # 234, Monivong Boulevard, Sangkat Phsar Thmey II, Khan Daun Penh,Phnom Penh city, Cambodia. Telp: +855 23218592. Fax:+855 23218593 Visa: walaupun negara ini masuk kedalam ASEAN, tetapi turis dari Indonesia tetap harus bikin visa. Visa on arrival bisa didapat saat kita mendarat di negara ini. Biaya visa US$ 20/orang dan jangan lupa bawa pas foto ya (kalo lupa tetap bisa dapat visa tapi pake extra biaya lagi).
0 Comments
Leave a Reply. |
Categories
All
Blog WalkingArchives
July 2024
|