Pernah berurusan dengan kertas roti yang ada di Indonesia? Biasanya dijual dalam bentuk gulungan besar dan ukuran kertas plano. Dan PR banget buat menyimpan dan motong-motongnya. Sampai saya bertemu dengan kertas roti di Jerman yang bentuknya gulungan seperti plastik atau aluminum foil yang gulungan.
Kenal kertas roti kayak begini dari temen saya di Jerman. Dia sudah lebih advance dalam urusan masak-memasak dan lebih lama tinggal di Jerman, jadi sudah sempat mengeksplorasi barang-barang yang berhubungan dengan masak-memasak. Waktu saya berkunjung ke rumahnya, dia memasak chicken wings dan pakai kertas roti seperti ini untuk alas loyangnya saat memanggang. Kertas ini membuat loyang lebih mudah dibersihkan karena tinggal buang setelah makanan habis. Jadilah begitu kembali ke Berlin, saya mencari kertas roti seperti itu. Kertas roti gulungan ini ada 2 macam. Ada yang satu gulungan isinya beberapa meter dan kita potong sesuai kebutuhan (ada pemotongnya di kotaknya) atau yang bentuknya sudah satuan. Yang satuan isinya biasanya sekitar 30 lembar. Jadilah pas saya pulang ke Indonesia, benda ini adalah salah satu yang saya bawa pulang. Tapi setelah stok habis, bingung juga cari penggantinya karena saya belum menemukan benda ini di Indonesia. Disitulah daya kreativitas saya tertantang. Ketika Uni Shanty membeli kertas roti, dia sudah minta gulungan kertasnya dipotong 2 di toko tempat membeli. Ketika sampai di rumah, kertas saya ukur supaya sesuai dengan ukuran kotak yang saya punya. Lalu saya susun kertas-kertas itu sehingga jika ditarik akan seperti kertas tissue yang akan menarik lembar berikutnya. Kertas tersebut saya gulung kembali dan dimasukkan ke dalam kotak yang saya punya. Dan walhasil... saya tidak perlu pusing lagi kalau perlu kertas roti ini. Jika tidak punya kotak seperti ini, kayaknya bisa juga menggunakan kotak bekas aluminium foil atau plastik wrap.
0 Comments
Beberapa waktu yang lalu, ada masa-masa kami ingin sekali makan kebab yang mirip dengan kebab di Jerman. Setelah mencari-cari diberbagai sumber, akhirnya Wira menemukan resep kebab Jerman. Jadilah kami mencoba untuk membuatnya. Salah satu bahan yang diperlukan adalah parsley. Tapi jumlah yang diperlukan dan dibeli sama sekali tidak seimbang. Untuk mencegah sisa parsley terbuang percuma, saya mencari cara untuk membuat parsley kering. Parsley kering nantinya akan digunakan pada saat dibutuhkan dilain waktu. Dan setelah mencari cara di Youtube, akhirnya saya mencoba untuk mengeringkan parsley. Pada percobaan pertama langsung berhasil. Setelah jadi, bau parsleynya tetap harum dan seluruh rumah wangi parsley. Mmmmhhh....jadi lapar :) Bahan yang diperlukan:
30/4/2012
Hari terakhir di petualangan kali ini.... Karena hari ini kami akan berangkat kembali ke Milan sekitar jam 1 siang. Maka kami putuskan hari ini hanya berkeliling di Castelmarte saja. Setelah sarapan pagi, kami bersiap-siap untuk jalan-jalan keliling desa. Mmmmmhhhhh... memang ini lebih mirip desa dari pada kota. Suasana pagi yang tenang, gunung menjulang dikejauhan dan bangunan batu tua serupa dengan yang dilihat kemarin di Bellagio dan Como. Pagi itu, udara cukup dingin. Sehingga saya memutuskan untuk menggunakan jaket fleece dan jas hujan sebelum keluar rumah. Kami berkeliling desa yang luasnya sekitar 1,9 km persegi dengan penduduk sekitar 1300 orang. Beberapa kali kami berhenti untuk melihat pemandangan, berdiskusi, atau sekedar menunggu saya yang sedang memotret. Beberapa kali saya minta difoto di depan sebuah pintu dan Constanza sangat penasaran melihat rasa tertarik saya pada pintu yang sulit dijelaskan :p Beberapa kali tetangga-tetangga Costanza menyapa sepanjang jalan dan mereka berbicara dalam bahasa Italy. Kami mampir di Balai Kota (Palazzo Comunale) Castelmarte. Bangunan batu tua yang tampak kokoh ini dahulunya adalah istana dan telah mengalami beberapa renovasi tetapi tetap memiliki daya tarik tersendiri. Kami berjalan kaki sekitar 2 jam dan kembali ke rumah sekitar jam 11 untuk merapihkan barang bawaan kami. Setelah makan siang, kami pun berangkat meninggalkan Castelmarte diantar oleh Costanza ke Bandara Milano Malpensa. Perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam. Inilah akhir cerita kami tinggal di negara lain. Semoga ada kesempatan lain untuk merasakan tinggal di negara yang berbeda. Untuk melihat foto-foto di Castelmarte, silakan klik "read more"... Seperti janji di awal tahun ini, maka saya mulai menuliskan cerita-cerita perjalanan yang harusnya sudah lama ditulis.
Hari ini terakhir di Jenewa (29/4/12)... Yeah... sudah saatnya pulang kembali ke Jakarta. Saatnya cari duit lagi :) Perjalanan pulang kami ke Indonesia diakhiri dengan perjalanan ke Italia. Karena ada teman Wira di WHO yang mengundang kami untuk berkunjung ke rumahnya di Italia, akhirnya kami putuskan untuk pulang ke Indonesia dari Italia. Tiket pesawat sudah dipesan untuk keberangkatan dari Milan. Sebelumnya kami akan berkunjung ke rumah Costanza di Castel Marte dan menginap disana semalam. Castel Marte sekitar 1 jam perjalanan dari kota Milan. Kami berangkat ke Milan menggunakan kereta api. Berangkat pagi-pagi buta dari rumah Mardi di Petit Lancy menggunakan taksi. Taksi di pagi hari seperti ini harus dipesan dari malam sebelumnya dan harganya pun lebih mahal. Apalagi kami membawa koper, ada charge ekstranya juga. Kenapa naik taksi? Soalnya kami berangkat sekitar jam 5.30 pagi dari Jenewa sementara trem dari Petit Lancy baru mulai jam 6 pagi. Perjalanan ke Milan memakan waktu sekitar 4 jam dan kami akan bertemu dengan Constanza di stasiun Milan. Udara musim semi menemani perjalanan kami pagi itu. Dengan mata masih terkantuk, kami berusaha menikmati pemandangan pohon-pohon yang mulai menghijau kembali setelah daun-daun yang berguguran di musim sebelumnya. Masih hasil sepedaan kemarin...
Banyak perubahan di daerah BKT yang terakhir kami kunjungi sekitar 4 tahun lalu. Di ujung jalan BKT yang dulu ramai, sekarang lebih lengang. Pohon-pohon sudah tumbuh lebih besar, sehingga jalanan menjadi lebih teduh. Nyaman sekali bersepeda di jalur terakhir dari BKT ini. Dan di ujung jalan ini saya melihat sebuah dermaga. Hasil wawancara Wira dengan ibu yang berjualan disitu, dermaga tersebut dipakai untuk mengantar para penghuni rumah susun di Marunda ke daerah Kamal, Muara Karang dan sekitarnya. Transportasi ini cuma-cuma untuk penghuni rusun. Aktif setiap hari kecuali hari Minggu. Dan dari sini kita juga bisa naik/sewa perahu ke Muara Gembong. Uni Shanty langsung merancang perjalanan ke Muara Gembong, padahal kami masih harus menempuh perjalanan pulang ke rumah :D Day one in 2017...
Ever since my blog seems to be neglected since my project on 2014, I decided to start another project. So I will do another 365 project of this year. It can be a picture or a story, depend on the mood. I have plenty of story need to be written. So here is my very first posting of this year.... I went bicycling this morning to Marunda with Wira, Kaysan, Uni Shanty and Mas Adi. Close to 40 km ride. I almost get fainted ever since I have nothing for breakfast and only minimal physical activities such as sport this last 6 months. The trip is quite fun, but hot day really exhaust me. Too bad the road by the canal that supposed to be for a bicycle invaded by motorcycles and cars :( Kaysan got his first Lifelist from this year. So my resolution for this year will be doing some more physical activities so I can get fit again.... About this photo... On the way to Marunda, we spot some places that instagrammable. Actually, it's a park on the other side of the road. Because this segment of canal has up and down land contour, the park's management makes some bridges that quite nice but also bad maintenance. We decided to take our first stop in here and take some pictures before we leave. So...what do you think? Pernah beberapa kali lihat di website tentang membuat rok dari celana jeans. Tapi biasanya yang saya temukan hanya rok pendek. Sementara tidak mungkin saya pakai rok pendek :) Sampai suatu ketika saya menemukan gambar rok jeans yang panjang di internet. Dengan penuh rasa penasaran, saya telusuri terus hingga sampai pada website aslinya. Ternyata rok tersebut dibuat dari 2 buah celana jeans. Langsung saya teringat jeans saya yang sudah bolong dan tidak terpakai. Setelah dibaca, cara pembuatannya pun tidak terlalu rumit. Walhasil saya sibuk membongkar kotak penyimpanan kain-kain bekas saya. Dibutuhkan 2 hari untuk menyelesaikan rok ini. Hari pertama saya melepaskan dan membersihkan semua jahitan dari jeans lama saya sesuai petunjuk dari website tersebut dan merekonstruksi rok yang saya inginkan. Hari kedua saya pakai untuk menjahit rok tersebut. Mulai dari menambal bagian jeans yang bolong sampai menyatukan dua buah celana jeans. Tidak memakan waktu lama untuk menjahitnya. Daaaaannnnn.....saya suka banget dengan hasilnya.... Definitely my favorite skirt :) Rok ini pertama kali saya pakai saat acara reuni SMP yang dress code-nya atasan putih dan bawahan biru. Bagian atas dari celana yang satu lagi sedang dalam proses menjadi sebuah tas. Nantikan ceritanya ya... Sudah beberapa hari ini dapat info tentang si pameran buku Big Bad Wolf yang digelar di BSD. Maksud hati tidak akan berkunjung kesana karena tempatnya cukup jauh dari rumah dan rumah sudah penuh dengan buku. Tetapi tadi pagi dapat pesan singkat dari adik semata wayang buat pergi ke pameran buku ini. Dan....terayulah saya :D
Berangkat dari rumah sekitar jam 11 siang, menembus kemacetan kota Jakarta dan sampailah kami di Serpong sekitar pukul setengah satu siang. Sebelum masuk ke pameran tentunya perut perlu diisi supaya mata terang dan gak bunyi-bunyi selama memilih buku :D Pilihan makan siang kali ini adalah Soto Betawi H. Mamat yang sudah diceritakan kelezatannya oleh Kaysan puluhan kali. Dengan perut kenyang, mata terang, tumbler minuman & permen siap di tas, masuklah kami ke ICE BSD nomor 10. Biar lebih tenang nyari bukunya, kami shalat dzuhur dulu. Mushola tersedia di Mezzanine 9. Masuk ke dalam ruangan itu langsung disambut oleh ribuan buku. Tujuan saya mencari buku-buku berhubungan dengan masakan dan craft. Sementara Yani bergerilya di buku anak-anak. Setelah hampir 3 jam mengitari hall pameran, saya memutuskan untuk membeli 7 buah buku. Buku-buku yang saya beli sesuai dengan tema yang saya cari. Dalam perjalanan pulang, saya berbincang-bincang melalui media whatsapp dan seorang teman bercerita tentang buku fotografi. Aaaarrrrgggghhhhh...saya lupa ke bagian tersebut karena sudah lama tidak memotret. Padahal saya ingin mencari buku tentang food photography untuk menjadi panduan saya dalam memotret hasil masakan saya. Tapi sampai saat ini saya belum ada rencana untuk kembali kesana karena takut kalap lagi :D Next year maybe :) Oh ya....pameran masih berlangsung sampai tanggal 8 Mei 2016 di ICE BSD.... "To remain indifferent to the challenges we face is indefensible. If the goal is noble, whether or not it is realized within our lifetime is largely irrelevant. What we must do therefore is to strive and persevere and never give up." Selama ini saya belajar menjahit dengan cara autodidak dan tidak pernah kursus menjahit. Saya selalu penasaran dengan cara memasak anak sekoci yang benar. Sampai akhirnya kemarin malam saya menemukan video di youtube cara memasang anak sekoci yang benar. Benar-benar ilmu yang sangat bermanfaat buat saya dan semoga bermanfaat juga buat yang membaca lainnya.
Sudah lama sekali sejak terakhir menulis disini. Setelah tahun lalu berusaha untuk membuat foto setiap hari. Sudah saatnya untuk menulis lagi nih....
Mengikuti tren diawal tahun, saya juga ikut membuat resolusi tahun ini. Resolusi saya adalah beralih menggunakan pembalut kain (reusable menstrual pads). Tujuannya lebih kepada mengurangi sampah bekas pembalut. Setiap bulannya, minimal saya ikut menyumbang sampah bekas pembalut sekitar 20 buah. Nonton film Trashed memang banyak membuat saya berpikir tentang penggunaan plastik. Pertama kenal benda ini waktu adik saya, Yani, membeli clodi untuk calon bayinya tahun 2013. Waktu itu dia membeli beberapa buah pembalut kain ini juga untuk uni Shanty dan dirinya. Dan setelah mendengar cerita dari uni Shanty dan dia cukup puas, akhirnya saya ikut memesan 7 buah pembalut kain dengan perhitungan kalau sehari butuh sekitar 5-6 pembalut dan langsung dicuci dan dijemur, dalam waktu sehari sudah bisa dipakai lagi. Itu secara teori :) Akhir Januari yang lalu, mesin jahit yang biasa saya gunakan mengeluarkan bunyi yang kasar dan sering menyangkut. Sudah cari berbagai solusi tapi tetap belum ada yang memuaskan. Sementara pesanan sedang banyak yang menanti. Akhirnya saya menanyakan pada tante saya, yang memang penjahit, tukang servis mesin jahit langganannya yang bisa dipanggil ke rumah karena saya belum sempat pergi ke tempat servis mesin jahit. Saya langsung menghubungi bapak tukang servis mesin jahit setelah mendapatkan nomor telponnya. Tidak perlu membuat perjanjian terlalu lama, Pak Ohan berjanji untuk berkunjung di sore harinya.
Sambil memperbaiki mesin jahit yang saya yang bermasalah dan menjawab pertanyaan saya seputaran mesin jahit, tiba-tiba Pak Ohan bertanya seri mesin jahit singer lama milik mama. Ternyata sebelum servis mesin jahit keliling, Pak Ohan bekerja di Singer Bandung selama beberapa puluh tahun. Pak Ohan termasuk salah satu teknisi ketika mesin jahit punya mama itu diproduksi. Dia mengenali si mesin jahit dari mejanya. Saya pun bercerita masalah si mesin jahit mama ini dan dia menawarkan untuk memperbaikinya. Akhirnya mesin jahit mama yang sudah dikemas untuk dibawa ke tukang servis mesin jahit pun dibongkar lagi. Bermodalkan peralatan satu tas kecil, minyak mesin jahit dan kain lap bekas, Pak Ohan mulai membersihkan mesin jahit yang sudah terlihat kusam itu. Kutak-katik sana sini selama sekitar 1 jam, akhirnya selesai lah servisnya. Dan ketika dicoba, mesin jahit itu jalan dengan mulus termasuk jahitan zigzagnya. Aaaaaahhhh....senang sekali rasanya.... Mesin jahit favorit saya kembali sehat <3<3<3 Selain mesin jahit mama, saya juga menyervis mesin jahit nenek saya. Kalau yang ini tidak terlalu parah, hanya perlu diganti dinamonya saja. Karena dinamonya rusak, biasanya kakak saya menggunakan mesin jahit nenek dengan cara manual (digenjot pedalnya), tapi talinya selalu lepas. Setelah dilihat oleh Pak Ohan, ternyata memang ada masalah disitu dan agak sulit untuk diperbaiki. Jadi sarannya mesin jahit ini digunakan dengan dinamo saja. Akhirnya...tiga mesin jahit di rumah sudah berjalan dengan mulus. Mari kita kembali berkarya :D Today my family except my mom attending Emi & Robi's wedding ceremonial at her village. Emi is Amira's baby sitter. We're going out since around 4 in the morning. It took three and half hour to reach Emi's village. Something unique in this event is when they serve us young coconut water. We surely really enjoy it. Fresh young coconut just taken from the tree, minutes before it serve and it's an honour to have the bride and groom serve it to us :)
We wish both of you a barokah wedding and sakinah, mawaddah, warahmah family. This is my last post in this year. I finally completed my project. Even though it's hard to do it everyday, I'm trying to make it. At least I prepared a picture everyday. It's time to do another project in year 2015. Have a happy new year 2015... I'm trying to organize my pattern collection. This few years I had collected some patterns such us barbie dresses, baby dresses, and crochet pattern. I used clear plastic document holder to put my patterns. All the patterns put up together using a binder.
Meet up my students on my first crochet class. My students vary from first grade to eighth grader. They learn to hold the crochet hook, making slip knot and chains. They also learn finger crochet. Hopefully they have lots of fun instead of headache :) Taman Baca Garasi will be holding another crochet class soon.
My nephew, Kaysan, loves bird watching. He joined a group that doing Birdwatching every month. He taught to make report for every bird he saw. So he dreamt to have a camera to capture pictures of the birds he sees. His mother allowed him to have a camera of his own, but he had to buy it himself. So he's starting collecting the money. He sold lots of sausages, chicken patty and other kind of frozen food. He even uses bicycle to go to a homeschooling meeting and badminton practice to get the transport money.
Choosing camera is another problem, but with Wira help, he able to choose the right camera. After lots of review with Wira, Kaysan decided a camera good for taking pictures of birds. The problem is the money not yet enough, but he insists on buying the camera today with all the money he had. Finally his mom gives the solution to add the money so he had enough money to buy a camera. So here we are, 4 adults taking this boy to buy a camera :) When we came to the first store, the camera he wanted wasn't available at the moment. But finally he got what he want and now he had a big smile drawn in his face :D This is what happened when a baby insist on playing a computer :) She want to type just like big bro did and when we take her away from the computer, she will scream and cry :)
I've been craving for me ayam since last week. And finally I had it yesterday after drop Wira in the office. Yeah... I'm so happy... This is one of my favourite food since I was little. Mie ayam with plenty of chicken broth and a spoon of sambal ulek is my kind of way enjoying it. And now I'm craving for another bowl of it :D
I'm working on new colour for reusable vegetable mesh bag. The colour of this product will be varies. This is what I will mostly do until the end of this year.
It's time to restock the tumbler/bottle holder since I send 30 pieces to Karawang. I'm doing in between working with reusable vegetable mesh bag.
Pasar Sunan Giri, it's a market that sells fabrics, buttons and plenty of others except vegetables & meat. Going to this market always bring a good memories. The food sellers on the back of the market always become a good memories of childhood. When I'm in crafty mood, I always go to this place and find stuffs for it. There are plenty of tailor that ready to help you make a dress. This time I treat myself four hijab. Just bought the material in one of the fabric store and sew it on the other store. And it makes me really happy :) I even found new places that sell yarns. Maybe I'll try it some other time :)
My coughing really bad and I have to become a trainer. But finally it's a wrap. Training went pretty well. Thanks to the baby in the picture as a part of our training :)
I spent the day on BLS training and Wira pick me up in the afternoon and to the barbershop we go. While waiting I enjoy mocca panacota with chocolate hazelnut topping. We had dinner with lamb satay & soup and went to book store. Such a long day for this sick me :)
Well...I'm not feeling to good myself this few days. But today it's getting worse. My throat is itching and I barely stop coughing. So this is a treat for myself, a ginger tea. Hope it will get better because the next two day will be a full day.
|
Categories
All
Blog WalkingArchives
January 2024
|