Karena kemarin batal melihat-lihat Rumah Tjong A Fie, maka hari ini rencananya kami akan berkunjung ke tempat tersebut. Selain itu, saya akan membeli beberapa oleh-oleh untuk orang di rumah seperti sate kerang dan lemper Gogo.
Kali ini kami datang di pagi hari untuk melihat-lihat Rumah Tjong A Fie di daerah Kesawan. Bangunan dua lantai berarsitektur Cina, Melayu dan Art Deco ini selesai dibangun tahun 1900. Tjong A Fie sendiri adalah pengusaha dan bankir asal Tionghoa yang ikut memajukan kota Medan. Melihat tempat ini seperti masuk ke dalam kehidupan Tjong A Fie dan keluarganya. Dengan guide yang mengantar kami berkeliling sambil bercerita membuat kami seperti berada langsung di sana. Diceritain seperti ini adalah salah satu cara yang menarik untuk belajar sejarah. Di tempat ini kita juga akan diberitahu tempat-tempat yang boleh difoto dan tidak. Kalau sempat datang ke Medan dan belum pernah ke tempat ini, cobalah untuk berkunjung. Setelah puas berkeliling rumah ini, kami pun pergi mencari oleh-oleh dan kembali ke rumah untuk bersiap-siap pulang ke Jakarta. Foto-foto bisa dilihat dengan mengklik “read more”
0 Comments
Hari ini rencananya saya dan Wira akan keliling Kota Medan. Setelah sarapan dan siap-siap, kami diantar Ella ke Mesjid Raya Medan atau Mesjid Raya Al Mashun. Mesjid Raya yang dibangun oleh Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam, pemimpin Kesultanan Deli, selesai pada tahun 1909. Arsitektur mesjid ini khas Timur Tengah, Spanyol dan India berbentuk segi delapan. Bentuk mesjid yang unik ini memiliki 5 kubah hitam, satu kubah utama dan empat kubah di beranda yang berada si empat sisi. Ornamen, ubin dan ukiran di mesjid ini sangat menarik dilihat.
Setelah puas melihat-lihat dan memotret mesjid ini, kami pergi ke seberang jalan untuk makan rujak di Kedai Rujak Takana. Pengunjung tempat ini cukup ramai sehingga kami harus ikut antri. Perjalanan kami lanjutkan ke Istana Maimun. Lokasinya tidak jauh dari Mesjid Raya Al Mashun. Diawali dengan melihat Meriam Puntung yang berada di sisi kanan depan istana. Cerita tentang Meriam Puntung ini bisa dilihat dibeberapa tulisan online atau di batu prasasti yang terletak tak jauh dari tempat meriam tersebut berada. Pagi ini kami agak santai, saya menyempatkan diri untuk memotret saat blue hour dan sunrise. Setelah sarapan pagi, kami menyempatkan diri untuk berenang. Menikmati kolam renang di hotel.
Menjelang siang, kami berangkat kembali ke Medan. Berbeda dengan kedatangan kami ke Pulau Samosir, kami mengambil jalan yang berbeda. Kami akan mengambil jalan darat. Ternyata Pulau Samosir dihubungkan dengan daratan Pulau Sumatera melalui sebuah jembatan di daerah Pangurunan. Dari hotel sampai ke jembatan di Pangurunan memakan waktu sekitar 1,5 jam karena jalanan yang kurang bagus. Tapi kami tetap menikmati perjalanan ini. Selamat pagi dari Danau Toba dan Pulau Samosir
Hari kedua di Pulau Samosir dipenuhi jadwal jalan-jalan ke beberapa tempat. Pagi hari saya menyempatkan untuk memotret blue hour. Karena langit berawan tebal, jadi saya tidak bisa memotret sunrise. Saya juga berkeliling hotel, memotret suasana hotel pagi ini. Setelah sarapan dan siap-siap, kami berangkat berkeliling Pulau Samosir. Kunjungan pertama kami ke Museum Huta (rumah) Bolon Simanindo. Tempat ini buka mulai pukul 9 pagi sampai pukul 5 sore dan biaya masuk ke tempat ini Rp50.000/orang. Lokasinya berada hampir di ujung utara Pulau Samosir. Sekitar 15 km dari Amarita atau 20 km dari Tomok. Tanggal 21 Januari 2013, The Darmadjaja’s dengan tambahan tante Nel melanjutkan perjalanan ke Danau Toba dan Pulau Samosir. Perjalanan ini sudah dirancang sedemikian rupa oleh Ketty.
Sebelum berangkat ke Danau Toba, kami beramai-ramai pergi sarapan Lontong Medan. Saya sendiri tidak ikut makan karena masakan ini ada tauconya. Saya tidak suka tauco. Setelah semua selesai sarapan, sekitar jam 9 pagi, The Darmadjaja’s berangkat ke Danau Toba. Sayangnya Avi dan Dinda tidak bisa bergabung karena harus segera kembali Jakarta. Kami menyewa Elf lengkap dengan supirnya yang bernama Pak Hendri. Pak Hendri ini menyetirnya enak banget, sangat nyaman dan berhati-hati. Tahun 2013 yang lalu, Alhamdulillah cukup banyak rejeki untuk berkunjung ke beberapa tempat selain Jakarta. Di awal tahun, kami berkesempatan untuk mengunjungi tante dan sepupu di Medan.
Seumur-umur, saya belum pernah pergi ke Sumatera Utara dan Aceh. Jadi ketika ada pemberitahuan kalau salah satu sepupu Wira akan menikah di awal tahun, kami sekeluarga langsung merancang perjalanan ke Medan dan Danau Toba. Mumpung sudah sampai disana, kalau bisa kunjungi semua tempat :) Jadilah tanggal 18 Januari 2013 pagi, saya dan Wira berangkat ke Medan. Kami akan dijemput oleh Kak Ester, teman saya ketika sekolah anestesi. Kami diajak makan siang di Restoran Nelayan dengan menu dimsum dan tentunya pancake duren yang berada di Sun Plaza. Yumm… Udah lama pengen posting cerita ini. Tapi belum nemu waktu buat baca-baca referensinya. Well... mari coba ditulis deh.
Akhir tahun 2011, saya sempat tinggal di Berlin lagi. Saya tinggal bersama keluarga seorang teman. Di seberang tempat tinggal kami, ada sebuah bangunan yang sudah setengah hancur. Berkali-kali saya lewat tempat itu sebelum ini, tapi belum pernah melihat dengan serius tempat apakah itu. Sampai suatu hari ketika sedang kembali dari jalan-jalan, saya menyempatkan diri untuk mampir, melihat-lihat dan memotret. Tempat itu ternyata adalah Commemoration of the Deportations to Theresienstadt. Dahulunya, tempat ini adalah stasiun kereta bernama Anhalter Bahnhof. Stasiun ini, mulai bulan Juni tahun 1942, digunakan untuk mengirim orang-orang Yahudi yang sudah tua yang tinggal di Berlin ke Theresienstadt. Sampai bulan Maret tahun 1945, sudah sekitar 9.600 orang Yahudi dideportasi dari stasiun ini. Theresienstadt sendiri berada di negara Republik Ceko. Pada tanggal 23 November 1943, stasiun ini di bom oleh tentara Inggris dan Amerika dan mengalami kerusakan yang cukup parah sehingga kereta jarak jauh tidak bisa beroperasi lagi. Sementara serangan bom pada tanggal 3 Februari dan 26 Februari benar-benar melumpuhkan stasiun ini sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sumber: Display Board di lokasi dan Wikipedia One day I visited Ku'damm and I saw plenty of Buddy Bär, but I don't have time to take pictures. So I went back the next day, but I couldn't find it. After I find out the info, the Buddy Bär is going to United Buddy Bears in Malaysia and the day I saw it was the last day in Berlin. I was sad that I can't be able to take pictures of it because I can't add pictures to my Buddy Bär project.
Well... I just spent the day walking from one end to the other end and just capturing anything that I can find and interesting for me. Just check out the pictures by clicking "read more' if you want to. Yeay!!! Akhirnya selesai juga ngerapihin blognya. Sekarang semua cerita sudah bergabung di 1 tab/label dan namanya My Stories...
Waktu zaman kuliah kedokteran, saya bergabung dengan salah satu kegiatan mahasiswa di kampus. Badan Film Mahasiswa atau biasa disebut BFM. Saya bergabung di organisasi ini karena kebetulan aku mulai senang memotret dengan kamera papa. Entah kebetulan atau tidak, yang bergabung di organisasi ini mempunyai tingkat kegilaan yang sama.
Kira-kira sebulan yang lalu, reminder di Facebook mengingatkan bahwa saya pernah posting foto masa-masa saya di BFM dan saya membagikan foto tersebut pada teman-teman yang ada di foto. Dan tercetuslah ide untuk mengadakan reuni. Setelah terbentuk WAG dan berdiskusi, kami memutuskan untuk mengadakan reuni di hari ini. Reuni yang dihadiri oleh 13 orang anggota BFM pada zaman saya dan keluarga meramaikan acara reuni ini. Acara diadakan di sebuah taman perumahan tempat tinggal Emil, serasa piknik. Tempatnya enak sekali untuk piknik. Taman yang hijau dan kolam mini untuk anak-anak bermain benar-benar menggoda untuk bermain air. Begitu juga permainan anak-anak lainnya seperti perosotan dan jungkat-jungkit menjadi pilihan permainan yang tidak basah-basahan. Makanan dan minuman selama acara menggunakan sistem potluck. Menu hari ini: nasi bakar peda Yu'In, pempek dari Jambi, siomay, spaghetti, roast chicken, ayam KFC, apple strudel, lapis legit, semangka, iced Thai tea, dan ice cream. Cuaca hari ini mendung dengan sedikit gerimis halus. Udara sejuk dan tidak terlalu panas sehingga cocok untuk piknik di taman. Arrgggghhhh... kangen jalan-jalan di taman dan piknik... Betah rasanya berlama-lama disini... Benar-benar menyenangkan bisa bertemu dengan teman-teman ini. Bisa tertawa dan bercanda seperti zaman kami sekolah dulu. Dan pastinya perut kenyang makpol dan bisa pulang membawa makanan lainnya :) Usul-usul supaya diadakan lebih rutin menjadi wacana kami selama acara. Mungkin dengan lebih banyak anggota BFM lainnya. Yang pasti itu berarti lebih banyak makanan :p See you on next reunion... :* Breakfast is a must when I was growing up. Each morning, Bibik Karmi make sure there’s a food served on the table before we went to school. Even my mother always makes sure before we had breakfast.
Usually we had rice and meat/chicken/fish and vegetables. Occasionally, we ate bread, chicken porridge or even instant noodle. But since I got married, the variety became diverse and it includes fruit, muesli, cereal or anything else that’s available in the house. But I always try to have my breakfast everyday. So… what’s your breakfast this morning? If you know me well, then you'll know that I rarely bring small bags. Because I can't fit my stuffs in small bags. Wallet, mukena, hand phone, sunglasses, umbrella, foldable shopping bags, home key, pen and tumbler are must in the bag. The additional will be my daily medicine, nail clipper, Victorinox Swiss Army Classic SD, flash disk, power bank and all the cables, spoon and fork/Spork, collapsible Tupperware and other small stuff depend on the occasions.
See...all that can't fit on a small bag :D Tanggal 12 Desember 2016 yang lalu, ada info masuk di WAG kalau Pak Pakar sakit dan dirawat di ICU karena stroke dan gangguan irama jantung. Dan tanggal 15 Desember 2016, saya dan Vita berkesempatan untuk menengok Pak Pakar yang sudah pindah ke ruang rawat biasa. Saat itu beliau masih sadar dan merespon walaupun tidak bisa berbicara. Beliau juga masih bisa tersenyum mendengar pembicaraan dan candaan kami dan juga ketika kami sampaikan salam dari teman-teman yang berhalangan untuk membesuk. Sebelum pulang, saya sempat berpesan supaya beliau segera pulih dan pulang sehingga kami bisa tengok lagi di rumah. Keesokan harinya saya mendapat kabar bahwa beliau pindah rawat ke RS Fatmawati.
Sayangnya itu adalah hari terakhir saya bertemu dengan beliau. Beliau tidak pernah pulang lagi ke rumahnya. Pagi ini sekitar pukul 6, saya mendapat berita dari Mbak Siska, putrinya, kalau beliau sudah berpulang ke Rahmatullah. Segera saya mengabarkan ke teman-teman yang lain melalui WAG dan Facebook mengenai kepergian beliau. Rencana ke kantor hari ini saya batalkan. Saya berencana untuk pergi melayat ke rumah duka di daerah Bintaro. Beliau disemayamkan di rumah adiknya yang berada tidak jauh dari rumah beliau. Saya dan Vita berjanji bertemu di sekitar Bintaro dan ke rumah duka bersama-sama. Kali ini Yani ikutan melayat. Ketika kami sampai di rumah duka, jenazah sudah mau dibawa ke mesjid untuk dishalatkan dan kemudian dimakamkan di TPU Tanah Kusir. Kami putuskan untuk langsung menuju ke pemakaman dan menunggu di sana. Alhamdulilah saya bisa mengantar beliau hingga peristirahannya terakhir. Pak Pakar termasuk salah satu orang yang berjasa membentuk saya seperti saat ini, selain orangtua saya tentunya. Kalau saya tidak ikut program pertukaran pelajar Open Door ini mungkin saya masih orang yang introvert dan tertutup. Saya pertama kali bertemu dengan Pak Pakar ketika saya mengambil formulir program pertukaran pelajar di Jalan Teluk Betung (tempat itu sekarang sepertinya sudah jadi waduk di belakang Mall Grand Indonesia). Ketika itu saya hendak mengambil formulir program pertukaran pelajar Rotary. Tapi beliau memberikan juga formulir program pertukaran pelajar Open Door (sekarang: Nacel Open Door). Karena rencana awal adalah ikut program Rotary, jadilah saya menyiapkan seluruh persyaratan yang diperlukan termasuk rekomendasi dari anggota Rotary Club dan surat izin dari sekolah untuk mengikuti program ini yang ditandatangani oleh kepala sekolah yang waktu itu adalah Pak Arief Rachman. Kesibukan Pak Arief yang menjadi kepala sekolah di dua sekolah dan mengajar di IKIP saat itu, membuat saya sulit untuk mendapat tanda tangannya. Formulir dan persyaratan lainnya saya kembalikan ke kantor 1 minggu sebelum deadline. Dan ketika mengembalikan formulir, Pak Pakar menyarankan saya untuk mengikuti Program Pertukaran Pelajar Open Door karena kemungkinan diterimanya lebih besar. Jadilah saya ulang lagi seluruh prosedur mengisi formulir dan meminta tanda tangan Pak Arief. Akhirnya setelah melewati seluruh tes yang diselenggarakan, saya berangkat ke Church Hill, Tennessee, USA selama 10 bulan. Setelah pulang dari Amerika, saya aktif sebagai volunteer di program pertukaran pelajar ini. Kami membantu pengurus mempersiapkan adik-adik yang akan berangkat pertukaran pelajar. Mulai dari pre-orientasi, orientasi, dan re-orientasi. Dan sebagai volunteer, kami tidak dibayar sepeser pun. Biaya transportasi ke tempat acara pre-orientasi kami tanggung sendiri. Dan Pak Pakar biasanya membelikan kami makan siang. Mungkin beliau tidak tega kalau kami harus beli makan sendiri. Sehingga tinggal sebut saja kami mau makan siang apa, Pizza Hut, McD, Hoka-Hoka Bento, Teh Botol, Coca Cola dan minuma bersoda lainnya. Beliau sangat memperhatikan kesejahteraan kami. Hal ini berlangsung selama sekitar 13 tahun sampai kantor pindah ke lokasi baru di Bintaro. Salah satu tanda sayangnya pada kami, beliau selalu menanyakan pada kami di mana kami mau mengadakan orientasi. Orientasi NOD biasanya dilakukan di luar kota supaya terhindar dari gangguan orang tua dan bisa konsentrasi selama orientasi. Pilihan tempatnya adalah di Puncak atau Labuan. Biasanya kami pilih Labuan karena tempatnya luas dan enak untuk beraktifitas serta berlibur. Pak Pakar bisa dibilang salah satu fans saya. Beliau sampai memberikan nama Retia pada salah seorang cucunya :). Saking sayangnya beliau pada saya, pernah ketika saya mengantarkan Yani mengembalikan formulir ke kantor baru di daerah Kebon Sirih, saya dikasih ongkos taksi pulang karena ketika sampai kantor beliau melihat saya dan Yani berkucuran keringat dan muka merah karena habis jalan ditengah hari bolong :p Kami jalan kaki dari perempatan Menteng–Kuningan sampai Plaza Indonesia di siang bolong. Lalu lanjut jalan kaki dari depan BI sampai kantor. Tapi karena kami sudah terbiasa naik bis, jadilah kami makan siang di McD dan pulang naik bis :D Maaf ya Pak Pakar, laper soalnya abis jalan jauh ;) Dari kantor ke Sarinah tetep jalan kaki :D Beberapa bulan sebelum beliau masuk rumah sakit, beberapa orang returnee NOD termasuk saya berkunjung ke rumah Pak Pakar. Dia menyampaikan kepada Doddy kalau dia kangen sama kami, karena memang sudah lama beliau tidak mampir ke kantor. Kami datang membawa makanan untuk makan siang bersama. Kami berbincang-bincang dan bercanda. Wajahnya gembira sekali melihat kedatangan kami walaupun beliau merasa nyeri di persendiannya. Kami berjanji akan berkunjung lagi dilain kesempatan. Sayangnya janji itu terpenuhi hanya untuk melihat beliau terakhir kalinya. Tidak ada lagi Pak Pakar yang mendukung kegiatan kami. TIdak ada lagi Pak Pakar yang bercanda dengan kami. Tidak ada lagi Pak Pakar yang minta dibelikan rokok dan selalu saya tolak mentah-mentah :) We love you :* Semoga husnul khotimah, dilapangkan kuburnya dan dijauhkan dari siksa kubur. Aamiin… *ditulis sambil berlinang air mata :(( Yesterday I got a vegetable mesh bag order from my aunt. She ordered 10 sets of mesh bag and I don't have any ready stock. Since she will need it on next Monday, so I have to start to work on it. Spent almost 10 hours in front of sewing machine. I, accompanied by plenty of movies. Still plenty of bags to work on.
Don't you love to see a blue sky with scattered white cloud. It will be really a hot day but it nice to go out. Especially during rainy season like this time. Besides that, I like to take pictures of blue sky around the world.
Sejak mulai proyek 365 kali ini agak membingungkan karena harus pindah-pindah halaman (tab/label) untuk mengerjakannya antara menulis perjalanan di My Travel dan tulisan lain di My Imagination. Hal ini membuat saya sempet frustasi karena ternyata di weebly tidak bisa menggabungkan kategori yang sama dari halaman blog yang berbeda.
Akhirnya saya memutuskan untuk memindahkan isi label/tab My Travel ke dalam My Imagination karena isinya lebih sedikit dibandingkan labet/tab yang satunya lagi. Huwaaaaaa.... ternyata PR juga mindahinnya karena harus manual. Weebly tidak menyediakan fasilitas memindahkan suatu cerita dari tab satu ke yang lainnya. Kendalanya adalah saya harus mencocokkan lagi semua gambar yang sudah saya unggah sebelum. Welll.... ayo kita mulai.... Kira-kira berapa lama ya perlu memindahkannya? Di awal tahun 2014, Wira menghadiri acara rapat di Bogor. Karena disaat yang bersamaan dengan ulang tahun pernikahan kesembilan, kami memutuskan untuk menginap di Novotel Bogor. Berangkat pagi hari ke Bogor dan Wira menghadiri rapat, sementara kami belum bisa check-in di pagi hari, jadi saya membekali diri saya dengan kamera andalan. Rencananya saya akan berjalan kaki di Bogor, di sekitar area tempat Wira rapat.
Karena rapatnya di Hotel Royal yang lokasinya berada di sekitar Kebun Raya Bogor, maka saya menyusuri trotoar sepanjang pagar Kebun Raya Bogor. Saya berjalan dengan santai sambil sesekali memotret. Saya terus berjalan sampai Istana Bogor dan lanjut hingga pertigaan Jalan Jalak Harupat dan Jalan Salak. Saya berbelok di Jalan Salak menuju Macaroni Panggang dan makan siang disana. Dari Macaraoni Panggang, saya kembali ke Jalan Jalak Harupat dan kembali ke Hotel Royal menggunakan angkot. Total perjalanan saya hari ini sekitar 3 km. Enak juga bisa berjalan kaki dan tak sabar untuk mencoba berjalan lagi di tempat lain. Foto-foto perjalanan kali ini bisa dilihat dengan mengklik 'read more' di pojok kanan bawah. Masih di Bandung keesokan harinya, saya mengajak Wira berjalan kaki di sekitar tempat kami menginap. Tempat menginap ini tidak jauh dari Jalan Braga. Hitung-hitung sekalian olahraga pagi ;)
Pagi ini Jalan Braga sepi dari kendaraan bermotor sehingga saya bisa puas memotret tanpa terganggu kendaraan yang melintas. Bangunan-bangunan tua yang berdiri dan jalanan yang basah sisa hujan semalam menemani kami pagi ini. Sudah lama saya tidak berjalan kaki seperti ini, sekedar hanya berjalan dan memotret apa yang saya lihat. Terinspirasi dari salah satu blogger yang saya sering lihat, saya hanya berjalan dan memotret tanpa sibuk melihat tata letak dan lainnya. Sampai diujung jalan, kami memutar balik dan kembali menyusuri jalan ini. Lalu kami melanjutkan sekitar satu blok lebih jauh dari lokasi hotel kami. Kami melihat Gedung Asia Afrika, Monumen KM 0 Bandung dan bangunan lainnya termasuk Hotel Savoy Homan. Setelah puas, kami pun kembali hotel dan bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta. Awal tahun 2014, saya dan Melissa menghadiri pernikahan teman masa remaja ketika kami pergi pertukaran pelajar ke Amerika. Perjalanan kali ini kami ditemani oleh Wira dan mamanya Melissa. Pesta berlangsung Sabtu siang, sehingga kami dari Jakarta langsung menghadiri acara pernikahannya.
Pulang dari pesta, kami langsung menuju hotel di Naripan dan istirahat. Malamnya kami hunting lampu di Gedung Sate. Saat malam, Gedung Sate tampak menarik dengan atraksi lampunya. Dan sekitar Gedung Sate juga dipasang lampu sehingga tampak cukup menarik. Jadilah kami menghabiskan malam di depan Gedung Sate untuk foto-foto. Sayangnya sepanjang kami disana, bagian 'sate' dari gedung ini tidak ada lampunya. Sehingga jadinya tampak seperti gedung-gedung lainnya di sekitaran Bandung. Setelah puas memotret, kami mencari gorengan nangka, karena mamanya Melissa teringat nostalgia jaman masih sekolah di ITB :) Baru kali ini saya menikmati gorengan nangka dan rasanya lumayan enak. Klik judul tulisan ini atau tulisan klik "read more" di pojok kanan bawah untuk melihat foto-foto lainnya. Perkenalkan ini Amira... Foto-fotonya memenuhi media sosial saya. Sekarang dia sudah berusia 3 tahun. Saat ulang tahunnya 2 bulan yang lalu, dia meminta mic sebagai hadiah ulang tahun. Entah dari mana dia tahu barang itu. Amira memang suka bernyanyi. Biasanya dia bernyanyi bersama saya. Karena ketika kecil dia diasuh oleh saya selama mamanya kerja dan biasanya saya memutarkan lagu-lagu dan ikut bersenandung. Sekarang Amira sudah hapal banyak lagu. Favoritnya menonton Chuchu TV di Youtube :) Satu lagi kesukaannya adalah membuka hadiah yang dibungkus kado. Dia pernah bertanya pada mamanya kenapa dia tidak dapat hadiah yang dibungkus kado. Kami memang tidak membiasakan untuk memberikan kado yang dibungkus untuk mengurangi sampah. Sekarang setiap ada teman yang ulang tahun, dia membawa 2 buah kado yang dibungkus, satu untuk teman yang berulang tahun dan satu lagi untuk dirinya sendiri. So here we are... ketika saya sampai di rumahnya kemarin, saya sempat membungkus kadonya terlebih dahulu. Ekspresinya saat membuka kado dan melihatnya isinya mic sangat precious... Sesaat seakan dia tidak tertarik dengan mic barunya. Dia lebih tertarik memecahkan bubble plastik pembungkus mic. Tapi setelah mic siap dipakai dan lagu diputar, dia nyaris tidak bisa berhenti bernyanyi. Dari yang awalnya tegang sampai sangat menikmati lagu-lagu tersebut. Happy birthday Amira... Enjoy your mic :-*
Today is our twelfth wedding anniversary. As our ritual almost every years, we went to dinners in our favourite or new restaurant. And so tonight, Wira reserved a table at Skye. A dinner for two. This restaurant famous for the view. Located at 56th floor at Menara BCA makes this restaurant has view to the city of Jakarta. We reserved close to blue hour, eventhough it wasn't blue enough because it was cloudy all day. The food was nice. I really enjoyed the salad and grilled chicken. And I also enjoyed the view from where we seated. It's been twelfth years but it seems like yesterday when we meet up after few short messages and phone call. How you asked me to take you to the place that sell photography equipment because we had the same hobby. We've been through ups and downs and wish many years to come with plenty of happiness in our marriage. I love you today and I'll love you more tomorrow... <3<3<3 "The secret of happy marriage is finding the right person. You know they're right if you love to be with them all the time." Kalau mengikuti blog saya ini, pasti gambar di atas akan terasa seperti de javu. Mungkin karena saya pernah posting gambar ini 3 tahun yang lalu dengan gambar yang serupa dan tanggal hampir sama. Ketika itu saya menemani Wira yang rapat di Bogor sambil merayakan ulang tahun perkawinan kami yang ke-9. Sekarang, Wira menemani saya ke acara raker dan pembubaran pengurus PJ.
Pagi ini diawali dengan olahraga bersama dengan para pengurus. Salah satu pengurus PJ ternyata seorang instruktur zumba. Jadilah kami ramai-ramai berzumba ria. Sudah lama tidak ikut senam-senaman membuat seluruh badan saya seperti kaku-kaku :D Gerakan yang berubah-ubah dengan cepat membuat kaki saya seperti saling menyandung :p Setengah jam kemudian, badan kami sudah panas. Zumba pagi ini ditutup dengan lagu Khana :)) |
Categories
All
Blog WalkingArchives
January 2024
|